IPO On Track, Saudi Aramco 'Panaskan Mesin'

CNN Indonesia
Senin, 17 Apr 2017 06:29 WIB
Perusahaan energi milik pemerintah Negeri Minyak itu menyatakan pasar minyak dunia tengah mencari titik keseimbangan (rebalancing) dalam jangka pendek.
Perusahaan energi milik pemerintah Negeri Minyak itu menyatakan pasar minyak dunia tengah mencari titik keseimbangan (rebalancing) dalam jangka pendek. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan energi milik pemerintah Negeri Minyak, Saudi Aramco, menyatakan pasar minyak dunia tengah mencari titik keseimbangan (rebalancing) dalam jangka pendek, dan permintaan akan terus tumbuh dalam jangka panjang,

Chief Executive Saudi Aramco, Amin Nasser mengatakan, dalam jangka pendek, pasar minyak memang memiliki surplus stok. Namun, Nasser mengatakan pasokan akan anjlok dalam beberapa tahun mendatang.

Seperti diketahui, Aramco tengah bersiap-siap untuk mencatatkan sahamnya pada tahun depan, dan bertujuan mengantongi hingga US$2 triliun dalam gelaran penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Nasser mengatakan bahwa rencana tersebut on track.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Situasi pasar masa depan akan meningkat dalam landasan yang kuat, meskipun volatilitas bisa berlanjut sampai rebalancing mencapai dasar yang kuat dan penarikan stok mengasumsikan tren yang lebih konsisten," katanya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (16/4).

Dalam tahun 2018 dan 2019, Aramco meramalkan permintaan terus tumbuh, dan Nasser mengatakan ia memprediksi pertumbuhan akan berlanjut ke tahun-tahun mendatang.

"Saya percaya bahwa puncak permintaan tidak terlihat," katanya, ketika ditanya apakah pasar mendekati permintaan puncak.

Nasser memprediksi permintaan untuk hidrokarbon meningkat dengan lebih banyaknya kendaraan berbahan bakar tradisional ketimbang mobil listrik yang akan ditambahkan di tahun-tahun mendatang.

Ia meyakini hal itu bahkan setelah mesin yang lebih efisien muncul dan energi terbarukan digunakan untuk beberapa moda transportasi ringan.

Harga minyak telah mulai keluar dari kehancuran dalam dua tahun usai Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas produksi tahun ini, menyusul kesepakatan pada bulan November yang bertujuan untuk mengurangi banjir stok. Namun, kekhawatiran tentang produksi AS membebani pasar.

Dalam hal ini, Nasser mengatakan hitungan rig yang beroperasi di formasi minyak shale AS dan lonjakan tiba-tiba dalam stok minyak telah menekan pasar.

Di sisi lain, Aramco menyetujui proyek investasi berdasarkan pada pandangan jangka panjang, dalam beberapa dekade, dan melihat pertumbuhan permintaan terus mendukung industri refinery dan pemasaran di AS, Asia dan pasar lainnya.

Untuk diketahui, Asia sudah menyumbang 60 sampai 70 persen dari ekspor Aramco dan dipandang sebagai menjadi pasar yang bakal terus tumbuh.

Perusahaan ini juga meningkatkan produksi gas dan berencana untuk menggandakannya ke sekitar 23 miliar standar kaki kubik setiap hari dalam beberapa dekade mendatang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER