Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak terjun ke posisi terendah dalam dua pekan terakhir setelah meningkatnya persediaan bensin Amerika Serikat dan bertambahnya produksi minyak AS yang membuat upaya pembatasan produksi negara lain terkesan sia-sia.
Dikutip dari
Reuters, Energy Information Administration melaporkan bahwa persediaan bensin meningkat 1,5 juta barel pada pekan lalu meski kegiatan pengilangan tengah produktif. Padahal, persediaan minyak mentah AS turun 1 juta barel pada periode yang sama.
Sementara itu, produksi minyak AS meningkat ke angka 9,25 juta barel per hari pada pekan lalu, di mana ini adalah angka tertinggi sejak Agustus 2015. Membludaknya persediaan dan produksi minyak ini menekan kembali harga minyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, impor dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) juta terbilang meningkat, yaitu di angka 900 ribu barel per hari.
Hasilnya, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka ditutup melemah US$1,97 ke angka US$50,44 per barel. Kondisi itu dianggap sebagai penurunan harian terbesar sejak 8 Maret 2017 silam. Sementara itu, harga minyak Brent lunglai US$1,96 ke angka US$52,93 per barel.