Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) berharap PT Freeport Indonesia (PTFI) dapat segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui kunjungan Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) Mike Pence.
Direktur Eksekutif AEI Isakayoga menyatakan, pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan kunjungan Mike Pence untuk mendorong beberapa perusahaan energi asal AS yang menambang di Indonesia untuk mencatatkan perusahaannya di BEI.
"Diharapkan perusahaan energi, tambang, itu mencatatkan perusahaannya di Indonesia. Jadi dengan kehadiran Mike Pence itu dapat memperbesar pasar modal di Indonesia," ungkap Isakayoga kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, hal ini pun pernah dilontarkan oleh Wapres Jusuf Kalla yang meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan agar mendorong perusahaan tambang untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
"Kami akan minta Menteri ESDM untuk perhatian dan membuat aturan yang sejalan bahwa perusahaan yang menambang di wilayah Indonesia harus IPO," ungkap Jusuf Kalla, pada awal tahun 2017.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio juga menyebut, PTFI pernah menyampaikan keinginannya untuk mencatatkan perusahaannya sehingga menjadi perusahaan publik pada akhir tahun 2016. Sayangnya, itu disampaikan sebelum Chappy Hakim mundur sebagai Presiden Direktur PTFI.
Saat ini, PTFI tercatat memiliki kewajiban divestasi saham kepada Indonesia sebesar 51 persen. Adapun pemerintah baru memiliki 9,36 saham Freeport Indonesia.
Selain PTFI, Isakayoga juga berharap PT Amman Mineral Nusa Tenggara atau yang sebelumnya bernama PT Newmount Nusa Tenggara (NNT) dapat menjadi perusahaan publik. Sebelumnya, manajemen induk dari Amman Mineral, yakni PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) pernah mengemukakan akan mengantar perusahaan tersebut melantai di BEI pada tahun ini.
"Tentu dengan Mike Pence ke sini, dia bisa melihat langsung, mendengar langsung informasi pasar modal kita. Jadi mungkin nanti privatisasi PTFI dan Amman Mineral bisa lewat pasar modal," papar Isakayoga.
Tak hanya menambah emiten di pasar modal, Isakayoga juga berharap adanya penambahan pelaku pasar asing, khususnya dari AS untuk menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia.
Menurutnya, beberapa sektor yang dapat dilirik oleh pelaku pasar asing untuk berinvestasi di beberapa emiten sektor properti dan infrastruktur. Hal ini disebabkan, dengan rencana pemerintah yang sedang fokus menggarap infrastruktruktur di Indonesia, maka dapat menjadi sentimen positif bagi kedua sektor tersebut dan mendapatkan imbal hasil
(return) terbaik.
Terlebih lagi, kondisi properti yang sedang lesu saat ini dapat diamnfaatkan untuk melakukan akumulasi beli karena harga saham properti yang terbilang masih murah.
"Nah, nanti ketika asing masuk kan bisa mendongkrak juga saham emiten properti," tutup Isakayoga.