Wapres AS Sebut Tiga Kendala Investasi di Indonesia

CNN Indonesia
Jumat, 21 Apr 2017 12:57 WIB
Kendala investasi tersebut mencakup, hak kekayaan intelektual, kurangnya trasparansi kebijakan, dan kewajiban penggunaan tingkat kandungan dalam negeri.
Wakil Presiden AS Michael Richard Pence meminta pemerintah Indonesia untuk terus memperbaiki iklim investasi di Indonesia. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael Richard Pence menyebut Indonesia sebagai salah satu mitra strategis negara adidaya tersebut di wilayah Asia Tenggara. Dengan 250 juta penduduk, tak heran jika banyak perusahaan asal AS yang memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia.

Namun, Pence melihat setidaknya tiga kendala utama dalam berinvestasi di Indonesia. Kendala tersebut, yakni masalah hak kekayaan intelektual, kurangnya trasparansi dalam kebijakan, serta kewajiban menggunakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di dalam industri manufaktur.

"Meski Presiden Joko Widodo membuka kesempatan yang sama bagi seluruh perusahaan untuk mendapatkan akses pasar. Namun, perusahaan-perusahaan asal AS tetap menghadapi halangan dan kesulitan dalam berbisnis di Indonesia. Sebagai bagian dari komunitas bisnis, kedua negara harus mencari cara demi menciptakan manfaat yang setara," ujar Pence, Jumat (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pence mengaku, mengapresiasi langkah Presiden Jokowi dalam melakukan deregulasi berbagai kebijakan demi meningkatkan investasi. Namun, dia berharap, pemerintah Indonesia bisa berbuat lebih guna memperbaiki iklim bisnis di Indonesia.

"Banyak hal yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki iklim bisnis tersebut," paparnya.

Perbaikan regulasi, lanjut Pence, sangat penting bagi hubungan Indonesia dan AS. Pasalnya kebijakan negara Paman Sam itu juga bergerak ke arah pro investasi. Sebagai contoh, saat ini pemerintahan Presiden Donald Trump sedang memperjuangkan reformasi pajak agar Pajak Penghasilan (PPh) badan di AS bisa dipangkas demi menggiatkan investasi.

Pajak koorporasi AS sendiri menurut dia, merupakan yang tertinggi diantara negara maju, bahkan 10 persen lebih tinggi dari Indonesia.

"Ini dilakukan agar kami tetap menjadi kekuatan ekonomi terkuat di dunia, dan kami harap ini bisa memberi manfaat bagi seluruh negara-negara mitra bisnis kami," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengaku, Indonesia memang masih memiliki banyak aturan yang menghambat investasi. Untuk itu, pemerintah pun tengah melancarkan program deregulasi yang diharapkan dapat disambut investor untuk mengembangkan industri dalam negeri.

"Kami harus turunkan barrier, tapi bukan hanya untuk perusahaan AS saja. Banyak barrier yang juga dialami oleh industri dalam negeri, seperti kebutuhan untuk impor komponen, bahan baku, dan harus bisa sinergis dengan standar-standar internasional. Hambatan berlebih tak hanya merugikan investor, tapi industri kita juga," terangnya.

Menurut data BKPM, realisasi investasi asal AS ke Indonesia mencapai US$1,16 miliar sepanjang tahun 2016. Angka ini mengambil porsi 4 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk ke Indonesia sebesar US$28,96 miliar di periode yang sama.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER