Jakarta, CNN Indonesia -- PT Integrated Service Solutions (ISS) Indonesia mengaku tengah gencar menjajaki potensi kerja sama bisnis dengan sejumlah perusahaan yang mengerjakan proyek infrastruktur pemerintahan Joko Widodo, khususnya yang bergerak di bidang transportasi dan energi.
EVP Head of Key Account Management ISS Indonesia Faisal Muzakki mengatakan, kedua sektor tersebut dibidik ISS Indonesia lantaran pemerintah tengah gencar membangun infrastruktur penghubung sehingga sektor transportasi ikut tumbuh. Sedangkan di sektor energi, pemerintah tengah bekerja keras mencapai target pembangkit listrik berkapasitas hingga 35 ribu megawatt (MW).
"Kami lakukan karena pengeluaran pemerintah di proyek-proyek infrastruktur banyak sekali. Prospek pasar ini menjanjikan, investasi lagi banyak di sana, kami bisa masuk," ucap Faisal kepada
CNNIndonesia.com di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (25/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data ISS Indonesia saat ini, sekitar 25 persen pendapatan perusahaan disumbang dari hasil kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di sektor transportasi, seperti PT Angkasa Pura II (Persero) yang mengelola sejumlah bandara di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
Sedangkan untuk sektor energi baru sekitar delapan persen dari total pendapatan, yang didapat dari hasil kerja sama dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kelistrikan, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Sebagai gambaran, kata Faisal, portofolio kerja sama dengan PLN bisa mnecapai Rp20 miliar sampai Rp300 miliar per tahun. Namun, ini masih bisa bertambah bila kerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) atau PGN berhasil dijalin.
"Sudah ada beberapa proyek pembersihan pembangkit listrik dengan PLN. Kalau PGN kami bisa masuk, sumbangan sektor energi ke pendapatan bisa meningkat jadi 20 persen porsinya," terang Faisal.
Sayangnya, Faisal belum ingin membagi beberapa proyek baru yang tengah dibidik ISS Indonesia dengan sejumlah mitra potensial tersebut.
Sementara itu, AVP Head Office of Key Account Aviation ISS Indonesia Ricky Suzano menambahkan, peningkatan penetrasi bisnis ke sektor transportasi dan energi, secara bersamaan mampu memperluas jasa pelayanan yang mampu diberikan oleh perusahaan.
"Saat ini belum banyak perusahaan pelayanan yang mampu membersihkan pembangkit listrik. Sedangkan kami bisa dan standarnya mengikuti standar ISS global. Jadi, ini nilai lebih untuk kelengkapan pelayanan dari kami," kata Ricky secara terpisah.
Dengan perluasan kerja sama ke dua sektor ini, perusahaan membidik pertumbuhan pendapatan mencapai dua angka dan mampu tumbuh melebihi pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp3,4 triliun.
Lebih rinci, berdasarkan sektor usaha, sebanyak 30 persen dari pendapatan tahun lalu disumbang oleh perusahaan yang bergerak di industri pengolahan-manufaktur, misalnya dengan PT Frisian Flag Indonesia, PT Nestle Indonesia, PT Unilever Indonesia, dan lainnya.
Sedangkan sisanya, disumbang dari kerja sama bisnis dengan perbankan, seperti PT Bank Permata Tbk. Lalu, pendapatan juga didapat dari pemberian layanan ke sektor rumah sakit dengan PT Siloam International Hospital Tbk dan pusat perbelanjaan atau mall, seperti Pondok Indah Mall (PIM).
BUMN Lebih AmanFaisal mengatakan, saat ini kontribusi bisnis dari proyek dengan perusahaan BUMN mencapai 51 persen. Sedangkan sisanya, 49 persen, berasal dari kerja sama dengan perusahaan swasta. Namun begitu, perusahaan tidak ragu untuk memperbesar kerja sama dengan perusahaan pelat merah.
"Kami tidak bidik khusus ke BUMN tapi kami meyakini, BUMN ini mungkin lebih menjanjikan prospeknya saat in, investasi banyak di sana karena menangani proyek pemerintah," tutur Faisal.
Belum lagi, dari sisi investasi, pemerintah juga tengah gencar mencari suntikan untuk proyek negara yang dikerjakan para perusahaan BUMN sehingga besar peluang penjaminan pelayanan yang dibutuhkan oleh pemerintah.
"Sedangkan swasta, kebanyakan kami masih bermain di layanan rumah sakit, perbankan, mal," tutup Faisal.