Waskita Karya Kempit 55% Saham Jalan Tol Cibitung-Cilincing

CNN Indonesia
Kamis, 27 Apr 2017 18:19 WIB
Total nilai ruas tol tersebut, yakni Rp1,3 triliun. Namun, Waskita Karya hanya merogoh kocek Rp715 miliar untuk mengempit 55 persen saham tol tersebut.
Total nilai ruas tol tersebut, yakni Rp1,3 triliun. Namun, Waskita Karya hanya merogoh kocek Rp715 miliar untuk mengempit 55 persen saham tol tersebut. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) resmi mengakuisisi ruas tol Cibitung-Cilincing dengan total kepemilikan saham sebesar 55 persen dari perusahaan Malaysia bernama MTD CTP Expressway. Transaksi ini dilakukan melalui anak usahanya, yakni PT Waskita Toll Road.

Direktur Utama Waskita Karya M Choliq menyebutkan, saat ini, kepemilikan ruas tol itu dipegang oleh Waskita Karya dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II. Total nilai untuk ruas tol tersebut, yakni Rp1,3 triliun. Namun, total nilai yang dikeluarkan perusahaan hanya sekitar Rp715 miliar.

"Nilainya kalau 100 persen itu Rp1,3 triliun, Pelindo 45 persen, kami 55 persen dari Malaysia," ujarnya, Kamis (27/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal tahu saja, rencana ini sebelumnya sudah dipaparkan perusahaan sejak tahun lalu. Namun, pengambilalihan ruas tol tersebut baru dapat dilakukan pada minggu lalu.

"Yang terakhir, pekan lalu, toll road Cibitung - Cilincing dari Malaysia, PT MTD CTP Expressway sekarang sudah dibeli oleh Waskita Toll Road," terang dia.

Sekadar informasi, pembebasan lahan untuk ruas tol tersebut telah mencapai sekitar 26 persen dan terbagi dalam empat seksi. Perkembangannya berbeda-beda antara satu seksi dengan seksi lainnya.

"Jadi, sama Pelindo II itu panjanganya 36 kilometer (km)," jelasnya.

Choliq mengaku, sudah tiga tahun terakhir ini Waskita Karya masuk sebagai perusahaan pengembangan proyek jalan tol dan langsung menjual ketika jalan tol sudah hampir selesai.

Hal ini berbeda dengan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang justru mengoperasikan beberapa ruas jalan tol. Bisnis ini juga diklaim membuat kinerja perusahaan terus tumbuh.

"Kontrak baru jadi loncat, tadinya hanya Rp22 triliun atau Rp23 triliun. Tapi, loncat tahun kemarin menjadi Rp70 triliun," pungkasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER