Kencana Agri Bangun PLTU Biomassa 6 MW di Babel

CNN Indonesia
Jumat, 28 Apr 2017 10:09 WIB
Saat ini, Kencana Agri memiliki dua PLTU biomassa yang sudah beroperasi di Bangka Barat dan Belitung berkapasitas 7,5 MW.
Saat ini, Kencana Agri memiliki dua PLTU biomassa yang sudah beroperasi di Bangka Barat dan Belitung berkapasitas 7,5 MW. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara).
Pangkalpinang, CNN Indonesia -- Kencana Agri Ltd tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) biomassa berkapasitas 6 Megawatt (MW) di Bangka Belitung. PLTU tersebut diharapkan dapat mulai beroperasi pada Juni mendatang.

Direktur Keuangan Kencana Agri Kent Surya menjelaskan, saat ini, Kencana Agri memiliki dua PLTU biomassa yang sudah beroperasi di Bangka Barat dan Belitung. Kapasitas PLTU di Belitung tercatat sebesar 7,5 MW.

"Satu lagi sedang kami bangun, kapasitasnya 6 MW. Disini juga operasional di Juni nanti," ujar Kent di Bangka Barat, Kamis (27/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guna membangun PLTU tersebut, Kencana Agri mengucurkan investasi sekitar US$7,2 juta. Kapasitas listrik yang dihasilkan dari dua pembangkit listrik di Bangka Barat itu sebagian besar akan dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Adapun, saat ini, kebutuhan listrik yang dibutuhkan untuk operasional pabrik di Bangka hanya sebesar 1,4 MW. "Nanti setelah PLTU yang baru terbangun, listrik yang kami akan jual kepada PLN dari dua PLTU tersebut sekitar 8 MW," terangnya.

Berbeda dengan di Bangka Barat, seluruh kapasitas listrik PLTU Biomassa Kencana Agri di Belitung sebesar 7,5 MW dijual kepada PLN. Pasalnya, Kencana Agri tidak memiliki pabrik minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di wilayah tersebut yang membutuhkan tenaga listrik.

Kent mengaku, perusahaan belum meraup keuntungan dari pembangunan PLTU biomassa. Pasalnya, harga listrik yang dibayarkan PLN hanya sebesar Rp1.310 per kwh. Padahal, ongkos produksi listrik mencapai Rp 1.052 per kwh.

"Kami masih bangun. Padahal, sebenarnya tidak menguntungkan karena kalau tidak bangun PLTU biomassa, sisa janjan kosong (cangkang sawit) yang banyak itu harus diurus dan itu menimbulkan biaya," jelasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER