Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia kembali mengalami inflasi sebesar 0,09 persen secara bulanan (
month-to-month/mtm) pada April 2017. Artinya, IHK telah keluar dari zona deflasi yang terjadi pada Maret lalu, sebesar 0,02 persen.
Kepala BPS Suhariyanto atau yang akrab disapa Ketjuk mengatakan, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sukses mengerek laju inflasi April melalui kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tahap dua yang terjadi pada Maret lalu untuk pengguna listrik berkapasitas 900 voltampere (VA).
"Yang tadinya bersubsidi karena tidak layak jadinya diambil subsidinya. Kontribusi kenaikan TDL karena rumah tangga membayar secara pasca bayar" ujar Ketjuk di kantor BPS, Selasa (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, laju inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar meningkat, dari bulan lalu inflasi 0,3 persen menjadi inflasi 0,93 persen, dengan inflasi tahunan mencapai 5,19 persen.
"Yang pasca bayar ini jumlah penggunanya sekitar 17,71 persen, lebih banyak dari yang pra bayar. Artinya dampaknya lebih besar dibandingkan bulan Maret. Rata-rata pengguna pasca bayar 2,3 kali lipat dari pra bayar," jelas Ketjuk.
Sementara, kelompok yang satu-satunya mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan, yakni minus 1,13 persen. Hal ini sekaligus melanjutkan catatan deflasi yang ditorehkan kelompok bahan makanan sejak bulan lalu akibat penurunan sejumlah harga pangan karena meningkatkan hasil panen petani.
'Komoditas penyumbang deflasi, yakni cabai rawit andilnya minus 0,09 persen, bawang merah 0,09 persen, dan beberapa komoditas seperti daging sapi, daging ayam, dan lainnya," kata Ketjuk.
Meski begitu, masih ada beberapa komoditas pangan yang mengalami inflasi dan perlu diwaspadai gejolak harganya di bulan depan.
"Ada beberapa komoditas yang mengalami inflasi, yakni kenaikan harga bawang putih, daging ayam ras, dan tomat serta jeruk. Itu perlu diwaspadai," terangnya.
Sedangkan kelompok lainnya mengalami inflasi. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,12 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen, kelompok sandang sebesar 0,49 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen
Sementara secara komponen, komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (
administered price) mengalami inflasi sebesar 1,27 persen dan komponen inflasi inti sebesar 0,13 persen. Sedangkan komponen gejolak harga pangan (
volatile foods) mengalami deflasi minus 1,26 persen,
Dengan inflasi April sebesar 0,09 persen, laju inflasi Indonesia secara tahun berjalan (
year-to-date/ytd) sebesar 1,28 persen dan secara tahunan (
year-on-year/yoy) mencapai 4,17 persen. Sedangkan bila dibandingkan dengan laju inflasi pada April 2016, inflasi pada periode tersebut justru terjadi deflasi 0,45 persen.
Adapun dari sebanyak 82 kota IHK yang disurvei oleh BPS, 53 kota mengalami inflasi, dengan tingkat inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen dan inflasi terendah terjadi di Cilacap 0,01 persen. Sedangkan, 29 kota lainnya mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi Singaraja persen di -0,8 persen dan deflasi terendah di DKI Jakarta dan Manado persen di 0,02 persen.