Sri Mulyani Pantau Melemahnya Nilai Tukar Petani

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 02 Mar 2017 10:05 WIB
Sri Mulyani mengaku pemerintah tak boleh melupakan imbas penurunan harga gabah dan harga beras terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) yang ikut turun.
Sri Mulyani mengaku pemerintah tak boleh melupakan imbas penurunan harga gabah dan harga beras terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) yang ikut turun. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Februari 2017 sebesar 0,23 persen dengan kontribusi dari meningkatnya tarif dasar listrik (TDL) dengan kapasitas 900 voltampere (VA) dan menurunnya harga sejumlah komoditas pangan, seperti beras.

Untuk komoditas pangan, salah satu penurunan yang cukup signifikan disumbang oleh harga beras secara rata-rata yang menurun 0,6 persen karena terseret penurunan harga gabah di tingkat petani sebesar 2,41 persen.

Melihat data tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai bahwa pemerintah justru harus semakin hati-hati dalam penyikapi penurunan laju inflasi di Februari lalu bila melihat komponen penurunan harga beras dan harga gabah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, penurunan harga gabah di tingkat petani dan harga beras tak serta merta membuat kinerja pemerintah terlihat baik dalam mengontrol gejolak harga pangan (volatile foods).

Pasalnya, lanjut Sri Mulyani, pemerintah tak boleh melupakan imbas penurunan harga gabah dan harga beras terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) yang ikut menurun.

"Kami juga harus hati-hati kalau deflasi (pada bahan makanan) yang menyangkut NTP yang seharusnya kami lindungi dari sisi daya belinya," kata Sri Mulyani di kantornya, Rabu (1/3).

Adapun dalam survei BPS memang tercatat bahwa NTP mengalami penurunan sekitar 0,58 persen dari 100,91 menjadi 100,33 dengan penurunan yang terjadi hampir di hampir semua sub-sektor.

Tercatat, NTP sektor tanaman pangan merosot 1,61 persen dari 97,68 menjadi 96,11. Sektor ini mengalami penurunan karena menurunnya harga gabah di tingkat petani yang merosot sekitar 2,41 persen menjadi Rp4.639 per kilogram (kg).

Kemudian, sektor tanaman hortikultura juga merosot 0,04 persen dari 102,04 menjadi 102 dan tanaman perkebunan rakyat menurun 0,04 persen dari 98,75 menjadi 98,72.

Oleh karenanya, Sri Mulyani mengatakan, akan kembali membedah dengan rinci dan mencari jalan keluar agar laju inflasi tetap ideal agar bisa mencapai target pemerintah, namun tetap melindungi kesejahteraan petani Tanah Air.

"Ada beberapa yang kami lihat, ada daerah dan komoditas yang sumbang deflasi. Karena kami terus berupaya agar stabilitas harga terus dijaga, terutama dalam setahun ini," jelasnya. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER