
BI Ramal Inflasi April 2017 Tembus 4,7 Persen Akibat Ayam
Elisa Valenta Sari, CNN Indonesia | Jumat, 28/04/2017 18:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada April 2017 dapat menyentuh 4,17 persen (year on year/yoy), melebihi angka tengah sasaran inflasi yang dijaga BI pada 3 hingga 5 persen.
"Inflasi pekan keempat berdasarkan survei BI sebesar 0,08 persen dari bulan ke bulan (month to month/mtm), secara tahun ke tahun (yoy) bisa 4,17 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Jumat (28/4).
Agus merinci tekanan inflasi sepanjang April 2017 sebagian besar diakibatkan oleh kenaikan tarif listrik dan harga daging ayam. Sedangkan tekanan inflasi dari kelompok harga barang bergejolak (volatile foods), menurut Agus, masih terkendali di rentang 4-5 persen (yoy).
Sementara, untuk komoditas bawang merah, dan sayuran, tercatat mengalami deflasi.
Agus mengatakan tantangan inflasi dalam waktu dekat bersumber dari tren konsumsi tinggi menjelang Bulan Ramadhan pada 25 Mei 2017.
"Ini tentu harus kami kelola dan kami sudah tiga kali koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sebelum puasa pun kami akan kembali koordinasi," ujar dia.
Bank Sentral ingin menjaga inflasi dari volatile food di rentang 4-5 persen (yoy) tahun ini, sebagai kompensasi dari inflasi yang disebabkan kenaikan tarif barang yang diatur pemerintah (administered prices).
BI ingin menargetkan inflasi 2017 pada rentang 3-5 persen, setelah pada 2016 inflasi tahunan sebesar 3,02 persen (yoy).
"Inflasi pekan keempat berdasarkan survei BI sebesar 0,08 persen dari bulan ke bulan (month to month/mtm), secara tahun ke tahun (yoy) bisa 4,17 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Jumat (28/4).
Agus merinci tekanan inflasi sepanjang April 2017 sebagian besar diakibatkan oleh kenaikan tarif listrik dan harga daging ayam. Sedangkan tekanan inflasi dari kelompok harga barang bergejolak (volatile foods), menurut Agus, masih terkendali di rentang 4-5 persen (yoy).
Agus mengatakan tantangan inflasi dalam waktu dekat bersumber dari tren konsumsi tinggi menjelang Bulan Ramadhan pada 25 Mei 2017.
"Ini tentu harus kami kelola dan kami sudah tiga kali koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sebelum puasa pun kami akan kembali koordinasi," ujar dia.
Bank Sentral ingin menjaga inflasi dari volatile food di rentang 4-5 persen (yoy) tahun ini, sebagai kompensasi dari inflasi yang disebabkan kenaikan tarif barang yang diatur pemerintah (administered prices).
BI ingin menargetkan inflasi 2017 pada rentang 3-5 persen, setelah pada 2016 inflasi tahunan sebesar 3,02 persen (yoy).
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
LIHAT SEMUA
EKOPEDIA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Kartu Prakerja Gelombang 12 Ditutup, Pengumuman Pekan Depan
Ekonomi • 43 menit yang lalu
Luhut Bakal Buka Bali, Pelanggar Prokes Terancam Deportasi
Ekonomi 1 jam yang lalu
Denda Telat Lapor SPT Pajak Tahunan
Ekonomi 3 jam yang lalu