Jakarta, CNN Indonesia -- Mandiri Manajemen Investasi berencana meluncurkan produk reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) senilai Rp400 miliar pada kuartal II 2017.
Direktur Utama MMI Muhammad Hanif menjelaskan produk RDPT tersebut rencananya akan berbentuk sebelas proyek pembangkit listrik
micro hydro yang seluruhnya tersebar di Pulau Jawa. Untuk itu, pihaknya berencana mengakuisisi satu perusahaan yang telah memiliki tiga pembangkit listrik
micro hydro.
Adapun saat ini, Hanif mengaku dana yang terkumpul dari proses penggalangan dana
(fund raising) tersebut baru mencapai 70 persen dari target Rp400 miliar. Namun, pihaknya menurut dia, akan tetap akan merilis produk tersebut kendati total dana yang dihimpun belum sesuai target.
"Kami berharap Mei sudah bisa diluncurkan, semoga
fund raising bisa selesai dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan. Kalau nanti hanya Rp300 miliar pun tetap kami rilis. Nanti kami teruskan di fase berikutnya," ujar Hanif, Selasa (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain RDPT, MMI juga berencana menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) untuk proyek infrastruktur. Dalam pnerbitan KIK EBA tersebut, pihaknya akan bekerja sama dengan salah satu pengelola jalan tol.
Hanif menyebut, KIK EBA yang akan diterbitkan pihaknya tidak hanya dapat dinikmati oleh investor institusi. Produk tersebut nantinya juga akan ditawarkan juga untuk investor ritel atau individual.
Kendati belum mendapatkan izin untuk penerbitan produk tersebut, pihaknya sejauh ini telah melakukan banyak persiapan untuk menerbitkan KIK EBA infrastruktur.
"Ini harus dilakukan tahun ini. Mandatnya sudah kayak mandat negara, kami dukung infrastruktur melalui KIK EBA," imbuh Hanif.
Sekadar informasi, MMI tercatat membukukan total dana kelolaan
(Asset Under Management/AUM) sebesar Rp42,17 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Adapun perusahaan menargetkan dapat menghimpun dana kelolaan mencapai Rp50 triliun hingga akhir tahun ini.
Dana kelolaan tersebut diharapkan akan didorong oleh produk reksa dana terproteksi seiring banjirnya permintaan oleh nasabah. Pada kuartal pertama tahun ini dana kelolaan produk reksa dana terproteksi tercatat naik 21,6 persen menjadi Rp12,58 triliun.