Jakarta, CNN Indonesia -- CEO Grup Lippo James Riady mengungkapkan tidak memanfaatkan aliran dana repatriasi program pengampunan pajak atau
tax amnesty untuk membangun proyek kota baru Meikarta. James juga menjamin repatriasi yang dilakukannya pada September 2016 silam, tidak digunakan untuk mendanai megaproyek properti senilai Rp278 triliun tersebut.
"Tidak ada. Selama ini, Lippo adalah kelompok nasional yang fokus investasinya di dalam negeri. Jadi, kita akan terus konsisten seperti itu, tak ada urusan dengan
tax amnesty," ujar James saat konferensi pers di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (4/5).
Hanya saja, James membuka pintu investasi bagi sesama rekan-rekan pengusahanya bila ingin menanamkan investasi dari dana-dana repatriasi yang telah dilaporkan pada program
tax amnesty lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan
tax amnesty, sambung James, para pengusaha bisa menggunakan dana repatriasinya untuk disuntikkan ke proyek-proyek pembangunan dan infrastruktur dalam negeri, yang sebetulnya juga tengah digencarkan oleh pemerintah dan swasta.
"
Tax amnesty memberikan momentum baru, semangat baru bagi pengusaha untuk berani dan mau mulai investasi besar-besaran dan jangka panjang," kata James.
Selain itu, investasi di proyek pembangunan memang sangat memerlukan dana-dana segar, termasuk yang ada dari kalangan pengusaha. Sebab, proyek pembangunan dan infrastruktur tak kecil nilainya dan membutuhkan penyediaan pendanaan dengan skema yang tak pendek sehingga repatriasi jadi jalan keluar agar proyek tersebut bisa segera diselesaikan.
James menyebutkan, proyek Meikarta sangat menarik bagi para pengusaha menanamkan dananya karena akan memberikan keuntungan yang besar. Pasalnya, Lippo merancang Meikarta untuk bisa menjadi pusat perekonomian baru dan terpenting di Indonesia.
Hanya saja, James belum ingin membagi komentar apakah ada penawaran investasi khusus yang ditawarkan Lippo kepada para pengusaha yang ingin menanamkan investasi, baik yang dari dana repatriasi maupun yang bukan.
Sementara untuk Meikarta, Lippo akan membangun kota baru di daerah Cikarang dengan nilai investasi mencapai Rp278 triliun untuk tahap pertama.
Meikarta diklaim Lippo akan seperti Shenzhen di China dan siap menyaingi Jakarta karena didesain dengan skala internasional dan memiliki infrastruktur terlengkap se-Asia Tenggara.
Sebagai pusat perekonomian, Meikarta merupakan kawasan yang terintegrasi dengan kawasan industri, seperti Lippo Cikarang, Jababeka, MM2100, Delta Mas, dan lainnya. Kemudian, Meikarta akan pula dikelilingi oleh pusat industri dari perusahaan-perusahaan nasional maupun multinasional raksasa, seperti Astra, Honda, Toyota, Suzuki, Mitsubishi, Isuzu, Toshiba, Samsung, Panasonic, dan lainnya.
Meikarta akan terhubung dengan sejumlah infrastruktur pemerintah, seperti ruas jalan tol Jakarta-Cikampek
Elevated Highway, kereta cepat Jakarta-Bandung, pelabuhan Patimban, Bandar Udara Internasional Kertajati, dan kereta api
monorail dari tujuh kota di sekitar Meikarta.