Menko Darmin Tak Puas dengan Pertumbuhan Ekonomi 5,01 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 05 Mei 2017 13:52 WIB
Darmin Nasution menilai angka pertumbuhan seharusnya bisa lebih tinggi, jika tren konsumsi rumah tangga tidak stagnan saat harga komoditas membaik.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai angka pertumbuhan seharusnya bisa lebih tinggi, jika tren konsumsi rumah tangga tidak stagnan saat harga komoditas membaik. (CNN Indonesia/Christie Stefanie).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2017 mencapai 5,01 persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai 4,92 persen.

Penopang pertumbuhan tersebut adalah kinerja perdagangan ekspor dan impor yang berhasil menorehkan surplus dalam tiga bulan berturut-turut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku belum cukup puas dengan laju pertumbuhan tersebut. Angka itu menurutnya masih sedikit di bawah perkiraannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai realisasi yang lebih tinggi seharusnya bisa dicapai, jika tren konsumsi rumah tangga tidak stagnan meski harga komoditas mulai bergerak naik selama tiga bulan di awal tahun ini.

“Saya penasaran melihat konsumsi rumah tangganya. Karena sebetulnya dengan kenaikan harga komoditas untuk karet, kelapa sawit, mestinya dampaknya terhadap konsumsi itu mestinya lebih baik kuartal ini dibanding kuartal yang lain," ujar Darmin di kantornya, Jumat (5/5).

Kendati demikian, mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan realisasi belanja pemerintah kuartal I tahun ini mulai mengalami perbaikan dibanding dengan tahun lalu sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut catatan BPS, realisasi belanja pemerintah sampai kuartal I 2017 telah mencapai Rp400,14 triliun atau 19,23 persen dari target di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang mencapai Rp2.080,5 triliun.

Secara umum tahun ini ia optimistis pertumbuhan ekonomi domestik dapat mencapai 5,3 persen dengan dorongan laju ekspor dan impor, pertumbuhan investasi dan konsumsi rumah tangga.

"Dari sisi belanja pemerintah masih mungkin, sehingga pengeluarannya itu bisa menjadi ikut menjadi pendorong. Itu masih perlu," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER