Jakarta, CNN Indonesia -- PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) siap merogoh kocek hingga Rp4 triliun untuk mengembangkan lahan di kawasan Subang, Jawa Barat. Adapun, saat ini, total lahan yang telah diakuisisi perusahaan mencapai 635 hektare (ha).
Direktur Utama Surya Semesta Johannes Suriadjaja mengaku, total dana yang disiapkan untuk mengakuisisi lahan di sepanjang tahun lalu dan tahun ini sebesar Rp1,5 triliun. Khusus tahun ini, perusahaan mengalokasikan Rp750 miliar untuk pembebasan lahan.
"Persiapan dana Rp1,5 triliun untuk pembebasan tanah, sudah dilakukan sejak tahun lalu. Tahun depan, habiskan Rp2,5 triliun. Artinya Rp4 triliun total," ujarnya, Senin (8/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan telah menyiapkan beragam skema pembiayaan untuk menutupi kebutuhan tersebut. Salah satunya, dengan menggunakan dana penjualan saham kepemilikannya di PT Bhaskara Utama Sedaya (BUS) kepada PT Astratel Nusantara sebesar Rp2,11 triliun.
"Kemudian, tahun kemarin kan sudah terbitkan obligasi Rp900 miliar. Lalu, kami harus lihat lagi apakah perlu perbankan," tutur Johannes.
Untuk tahap awal, ia melanjutkan, akan dibangun terlebih dahulu kawasan industri. Jika lahan yang telah diakuisisi 600 ha dan saling menyatu, maka perusahaan akan memulai pembangunan pada 2018.
"Kan tahap awal 1.100 ha, tetapi tahap awal menyebar. Kalau dapat 600 ha sudah jadi kesatuan kami akan lakukan pengembangan tahun depan," ungkapnya.
Sebetulnya, perusahaan telah mengantongi izin pengembangan 2.000 ha. Sehingga, untuk tahap kedua perusahaan berencana membuat kota mandiri di Subang. Proyek Subang sendiri disebut sebagai proyek jangka panjang dengan perkiraan 15 tahun-20 tahun mendatang.
"Jadi, mimpi kami, cita-cita kami lebih kepada kota industri. Nanti ada residensialnya," imbuh dia.
Johannes mengklaim, manajemen telah memiliki master plan terkait pengembangan di Subang. Nantinya, 15 persen dari total lahan akan dibangun perumahan, sedangkan industri 60 persen. Sisanya, perusahaan akan melengkapinya dengan infrastruktur lain, seperti jalan dan fasilitas penghijauan.
"Nanti, air, listrik, sampai transportasi untuk kawasan kami saja semua independen. Itu direncanakan dari awal semuanya," pungkas Johannes.