Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memprediksi rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross industri perbankan meningkat secara bulanan, yakni dari 3,04 persen pada Maret 2017 menjadi sebesar 3,07 persen pada April 2017. Prediksi ini sejalan dengan kenaikan permintaan kredit.
"NPL memang masih ada risiko. Maret 2017 sebesar 3,04 persen dan April mungkin akan sedikit meningkat ke 3,07 persen," terang Kurniawan Agung, Kepala Departemen Makroprudensial BI dalam acara 2nd Property dan Mortage Summit 2017 di Hotel Kempinski Indonesia, Selasa (16/5).
Menurut Kurniawan, kenaikan NPL terjadi seiring meningkatnya permintaan kredit sepanjang April jika dibandingkan Maret 2017. Sebagai catatan, pertumbuhan kredit Maret 2017 tercatat sebesar 9,2 persen secara tahunan atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 8,7 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan, tren kenaikan rasio kredit macet ini terjadi sejak awal tahun. Meski demikian, NPL gross industri perbankan ini tercatat masih aman atawa berada di bawah batas yang ditentukan, yaitu 5 persen.
Pada Januari 2017, NPL gross industri perbankan tercatat naik dari 2,9 persen pada bulan sebelumnya menjadi 3,1 persen. Kenaikan berlanjut pada Februari menjadi 3,16 persen. Barulah pada Maret, rasio kredit macet berangsur-angsur turun menjadi 3,04 persen.
Ke depan, BI memperkirakan, NPL perbankan sepanjang tahun ini akan berada di bawah 3 persen, meskipun penyaluran kredit diperkirakan akan meningkat di kisaran 10-12 persen tahun ini. Optimisme ini sejalan dengan rampungnya proses konsolidasi yang dilakukan perbankan maupun korporasi pada paruh kedua 2017.