Tambah Cadangan Lahan, Intiland Siapkan Rp100 Miliar

CNN Indonesia
Jumat, 19 Mei 2017 02:51 WIB
PT Intiland Development Tbk (DILD) menyatakan jumlah luas cadangan lahan yang diincar tak jauh beda dengan tahun lalu, yakni berkisar 100 hektare.
PT Intiland Development Tbk (DILD) menyatakan jumlah luas cadangan lahan yang diincar tak jauh beda dengan tahun lalu, yakni berkisar 100 hektare. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Intiland Development Tbk (DILD) mengungkapkan, perusahaan menyiapkan alokasi anggaran maksimal sebesar Rp100 miliar untuk akuisisi lahan guna menambah cadangan lahan (land bank) milik perusahaan di sepanjang tahun ini.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan, alokasi tersebut tak jauh berbeda dengan nilai yang disiapkan perusahaan untuk penambahan land bank di tahun-tahun sebelumnya.

"Mungkin di bawah Rp100 miliar, relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini karena penambahan lahan bukan fokus kami. Kami lebih tertarik dengan kerja sama bangun di tahun ini," ucap Archied kepada CNNIndonesia.com di Intiland Tower, Jakarta, Kamis (18/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan dari sisi target luasan lahan untuk penambahan land bank, menurut Archied, Intiland juga tidak menargetkan jumlah luas lahan tertentu di tahun ini.

Pasalnya, akuisisi lahan hanya dilakukan sesuai dengan proyeksi kebutuhan lahan tambahan untuk suatu proyek. Selain itu, Intiland juga membidik penambahan lahan sesuai dengan harga lahan yang ada dipasaran.

"Pokoknya tergantung kebutuhan proyek dan harga tanah. Kalau ada tawaran dan harganya sesuai dengan kami, ya oke. Jadi, tidak ada planning khusus," imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Intiland Theresia Rustandi menambahkan, di tahun ini, Intiland memang tak menargetkan untuk menambah land bank terlalu banyak. Setidaknya, sama dengan jumlah luas lahan yang ditambahkan pada tahun lalu, yakni berkisar 100 hektare.

"Tahun lalu tidak banyak, mungkin hanya 100 hektar. Tahun ini mungkin agak sama tapi tergantung proyek. Kalau dari sisi biaya tentu berbeda dari tahun ke tahun karena harga tanah berubah," kata Theresia pada kesempatan yang sama.

Adapun dengan penambahan lahan di tahun lalu, jumlah land bank yang dimiliki Intiland seluas 2.100 hektare sampai Maret 2017 lalu. Land bank tersebut tersebar sebanyak 1.655 hektare di Jakarta dan 445 hektar di Surabaya.

Theresia mengestimasi, luasan land bank Intiland akan cukup untuk sejumlah proyek yang telah disiapkan perusahaan setidaknya sampai tahun 2020.

Abaikan Pajak Progresif

Meski pemerintah menunda kebijakan pajak progresif terhadap tanah menganggur di tahun ini dan berencana mengenakannya di tahun berikutnya. Namun Intiland tak melihat hal ini sebagai ancaman bagi proyeksi penggunaan land bank perusahaan.

Pasalnya, proyeksi penggunaan lahan Intiland, sambung Theresia, telah direncanakan menurut proyek yang akan dikembangkan sehingga pajak progresif tak sesuai dengan rencana pengembangan lahan milik Intiland yang sudah dipetakan perusahaan.

"Kami sudah punya rencana untuk memasukkan penggunaan lahan di jangka pendek, menengah, dan panjang, misalnya lahan jangka panjang itu seperti di Maja. Jadi, rencana kami sudah buat sedemikian rupa," terang Theresia.

Sementara, saat ini pemerintah menunda pengenaan pajak progresif lantaran iklim usaha di sektor properti tengah lesu sehingga dikhawatirkan justru memberi beban tambahan pada sektor tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER