Menurut Riska, saham Elang Mahkota dan Indoritel Makmur termasuk yang tidak likuid di pasar modal. Artinya, kedua saham itu belum mampu menarik pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di saham tersebut.
Di sisi lain, analis Binaartha Securities Muhammad Nafan Aji Gusta Utama juga menganggap PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Modern Internasional Tbk (MDRN) tidak liquid di pasar modal.
Menurut Nafan, selain karena laporan keuangan yang tidak memuaskan, hal lainnya yang juga membuat pergerakan indeks sektor perdagangan dan jasa melemah karena daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika situasi politik dalam negeri yang belum kondusif, maka hal ini akan menekan daya beli masyarakat," ungkap Nafan.
Pasalnya, beberapa emiten yang termasuk dalam indeks sektor perdagangan dan jasa juga ada yang bergerak dalam bisnis department store seperti, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).
Barang yang dijual oleh kedua emiten itu bisa dibilang bukan kebutuhan sehari-sehari, tetapi kebutuhan primer. Sehingga, bila daya beli masyarakat melemah maka masyarakat akan mnedahulukan kebutuhan sehari-seharinya terlebih dahulu.