ANALISIS

Mencermati Lunglainya Saham Sektor Perdagangan dan Jasa

CNN Indonesia
Senin, 22 Mei 2017 09:06 WIB
Pelemahan indeks saham sektor perdagangan dan jasa tercatat sudah terjadi selama tiga pekan berturut-turut. Apa penyebabnya?
Untuk pekan ini, beberapa harga saham sektor perdagangan dan jasa diprediksi belum akan bangkit (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Untuk pekan ini, beberapa harga saham sektor perdagangan dan jasa diprediksi belum akan bangkit (rebound) bila dilihat secara teknikal. Telebih lagi, beberapa emiten masih membukukan kinerja yang negatif dalam tiga bulan pertama tahun ini.

"Sebaiknya saham-saham sektor perdagangan sebaiknya harus dihindari," imbuh Nafan.

Namun begitu, ia melihat ada sedikit peluang sinyal beli (buy) untuk tiga emiten sektor perdagangan dan jasa, diantaranya PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM), dan Mitra Keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Riska masih optimistis dengan sektor ini. Menurutnya, indeks sektor perdagangan dan jasa memiliki potensi untuk bangkit setelah mengalami penurunan dalam tiga pekan berturut-turut. Hal ini disebabkan, pelaku pasar akan mencari sektor lainnya yang berada di area jenuh jual (oversold).

"Ketika sektor favorit sudah mengalami jenuh beli (overbought), tentu akan mencari sektor lain yang secara teknikal dinilai masih berada pada area oversold," pungkas Riska.

Terlebih lagi, beberapa saham emiten berkapitalisasi besar yang berada dalam sektor perdagangan dan jasa dinilai Riska masih menarik bagi pelaku pasar.

Berdasarkan akhir perdagangan Jumat (19/5) lalu, lima emiten dengan kapitalisasi besar di sektor tersebut, yakni United Tractors, Elang Mahkota, Matahari Department, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan Indoritel Makmur.

Secara keseluruhan, ia memberikan rekomendasi buy untuk saham berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI), seiring masih hangatnya sentimen positif dari Standard & Poor's (S&P).

Seperti diketahui, akhir pekan lalu lembaga pemeringkat internasional itu menaikan peringkat utang luar negeri jangka panjang Indonesia menjadi BBB- dari BB+ atau layak investasi.

HALAMAN:
1 2 3
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER