Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 11 negara yang tersisa dalam perjanjian perdagangan Trans-Pasifik (Trans Pacific Partnership/TPP) sepakat untuk melanjutkan TPP sekalipun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menarik Negeri Paman Sam keluar.
Bahkan, setelah Trump berjalan ke pintu keluar TPP, 11 negara yang tersisa rupanya sempat mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di sela pertemuan forum 21 negara di lingkar Samudera Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) yang digelar di Hanoi, Vietnam kemarin.
"Kami fokus pada bagaimana kami dapat bergerak maju dengan 11 negara," ujar Menteri Perdagangan Selandia Baru Todd McClay, seperti dikutip dari
Reuters, Senin (22/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Selandia Baru, Menteri Perekonomian Meksiko Ildefonso Guajardo juga mengatakan bahwa 11 negara tersebut kini tengah menyiapkan proposal pelaksanaan TPP yang ditargetkan rampung jelang akhir tahun ini.
"Negara-negara tersebut akan mengajukan proposal bagaimana cara mengajukan TPP ke depan pada bulan November," kata Ildenfonso.
Adapun 11 negara yang tersisa, yakni Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Sebelumnya, Trump bersikukuh menarik AS dari TPP lantaran perjanjian perdagangan tersebut bersifat perdagangan bebas yang dinilainya justru akan merugikan AS.
Pasalnya, menurut Trump, perdagangan bebas akan membuat industri manufaktur di negaranya justru kian 'bonyok' menghadapi pertempuran dari hasil produksi negara lain yang banyak masuk ke AS.
Adapun bila AS masih ambil bagian dalam TPP, justru posisi Vietnam yang digadang-gadang akan menerima banyak manfaat. Sebab, Vietnam menerima tarif lebih rendah dan investasi yang tinggi dari AS.
Sementara bagi Indonesia, bila AS keluar dari TPP, Indonesia justru kehilangan pasar besar yang bisa dibidik dari TPP. Oleh karenanya, Indonesia dinilai lebih baik tak ikut TPP, namun mengadakan perjanjian bilateral dengan AS.