Indocement Siapkan Rp1,7 Triliun Bangun Terminal dan Pabrik

CNN Indonesia
Selasa, 23 Mei 2017 12:15 WIB
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyatakan, hingga kuartal I tahun ini dana tersebut sudah terpakai Rp162 miliar.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyatakan, hingga kuartal I tahun ini dana tersebut sudah terpakai Rp162 miliar. (ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp1,7 triliun hingga akhir tahun ini. Angka ini turun Rp100 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp1,8 miliar.

Direktur Utama Indocement Tunggal Christian Kartawijaya menjelaskan, dana itu akan digunakan untuk membangun dua terminal dan pengemasan semen di Sumatra.

"Hingga kuartal I ini sudah terpakai Rp162 miliar," terang Christian, Senin (22/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Christian menyebut, sepanjang tahun lalu perusahaan telah menggelontorkan dana sebesar Rp231 miliar untuk membangun pabrik di Citeureup. Selain itu, perusahaan juga membangun satu terminal di Pontianak.

Dengan demikian, perusahaan memiliki tambahan satu pabrik dan terminal yang dapat beroperasi penuh tahun ini. Untuk pabrik di Citeureup memiliki kapasitas 4,4 juta ton per tahun.

Sementara itu, perusahaan tidak akan mencari pendanaan dari eksternal untuk memenuhi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex). Manajemen mengaku, kondisi kas internal masih cukup untuk belanja modal.

"Tidak ada pinjaman, tidak ada utang. Kami membiayai dari kas internal untuk belanja modal," tambah dia.

Adapun, perusahaan juga telah merilis produk semen baru bernama Rajawali. Sehingga, perusahaan kini memiliki dua produk semen selain Tiga Roda. Menurut Christian, keduanya memiliki segmen yang berbeda.

"Ini segmen Rajawali bermain di lapis kedua. Produk itu ada untuk mempertahankan volume penjualan," tandas Christian.

Hanya saja, perusahaan tidak memiliki target produksi baik untuk produk Tiga Roda dan Rajawali. Namun, Indocement Tunggal berharap penjualan semen perusahaan bisa meningkat lima persen seperti target industri.

"Kami estimasi 5 persen, lihat saja posisinya bagaimana sampai akhir tahun," imbuh dia.

Tak hanya target, perusahaan juga tidak bisa mematok harga semen. Hal ini disebabkan perusahaan akan mengikuti harga pasar. Seperti diketahui, masalah persaingan dan kelebihan pasokan (oversupply) masih menjadi momok bagi industri semen.

"Tentunya banyak pabrik semen baru. Total kapasitas 102 juta ton, demand tahun lalu 62 juta. Tekanan ke perusahaan kapasitas baru itu ada di sisi barat Jawa, itu sedikit hambatan mengenai oversupply," papar dia.

Konsumsi Semen April Meningkat

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin menyebut, tingkat konsumsi semen pada buan April meningkat hingga 11 persen menjadi 5,1 juta ton. Sementara, penjualan bag semen naik 11,5 persen secara tahunan dibandingkan dengan semen curah sebesar 9,5 persen.

"Menurut pandangan kami, pertumbuhan kuat bag semen dapat menjadi indikator bahwa sektor properti mulai meningkat. Menurut data Bank Indonesia (BI), kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) menunjukkan perbaikan meski sedikit," papar Mimi dalam risetnya.

Secara keseluruhan, konsumsi semen sejak awal tahun hingga akhir April kemarin tumbuh tiga persen secara tahunan menjadi 19,8 juta ton. Menurut Mimi, peningkatan permintaan semen terjadi di wilayah Jawa dengan kenaikan hingga 14,7 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri 11 persen.

"Sebagai kontributor konsumsi semen terbesar, pertumbuhan konsumsi semen di Pulau Jawa di bulan April disokong oleh pertumbuhan yang tinggi di Yogyakarta 46 persen, Jawa Timur 24,9 persen, dan Jawa Tengah 23 persen," jelas Mimi.

Sementara itu, Indocement Tunggal sendiri membukukan penjualan semen sebesar 1,3 juta ton atau meningkat 7,7 persen secara tahunan dan menurun 3,6 persen secara bulanan.

Namun secara kumulatif, penjualan semen perusahaan sejak awal tahun hingga April turun 1,5 persen secara tahunan menjadi lima juta ton. Kemudian penjualan bag turun satu persen dan bulk 3,1 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER