OJK Targetkan Satu Juta Agen Laku Pandai di 2020

CNN Indonesia
Selasa, 23 Mei 2017 17:00 WIB
Saat ini, baru terdapat sekitar 300 ribu agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hingga Maret 2017, OJK mencatat total dana yang dihimpun melalui Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) mencapai Rp244,1 miliar. (Septianda Perdana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan paling sedikit satu juga agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) beroperasi di Indonesia pada 2020. Saat ini, baru terdapat sekitar 300 ribu agen Laku Pandai yang tersebar di seluruh Indonesia.

Para agen Laku Pandai tersebut merupakan perpanjangan tangan bank dalam memberikan akses keuangan ke daerah pelosok guna membantu peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.

"Sekarang (agen Laku Pandai) masih kecil jumlahnya, yaitu masih 300 ribu," tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad di Jakarta, Selasa(23/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data OJK hingga Maret 2017, terdapat 19 bank umum konvesional, 2 bank umum syariah, dan 1 bank pembangunan daerah yang ikut menyelenggarakan Laku Pandai. Total nasabah Laku Pandai tercatat 5,12 juta nasabah yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Adapun total penghimpunan dana melalui program tersebut sebesar Rp244,1 miliar, tumbuh 12,75 persen sejak awal tahun year-to-date.

Menurut Muliaman, agen Laku Pandai bisa menjadi pekerjaan sampingan bagi individu yang memenuhi persyaratan. Salah satunya, agen Laku Pandai harus terdaftar sebagai nasabah perbankan. Para agen Laku Pandai nantinya akan mendapatkan tambahan pendapatan (fee) dari setiap layanan Laku Pandai yang diberikan.

Saat ini, agen Laku Pandai bisa melayani tabungan dengan karakteristik Basic Saving Account (BSA), transfer uang, serta pembayaran tagihan dan produk.

Ke depan, agen Laku Pandai diarahkan untuk bisa menjadi perpanjangan tangan bank untuk menyalurkan pinjaman mengingat para agen lebih mengenal calon debitur. Kendati demikian, layanan pinjaman melalui Laku Pandai menuntut kesiapan agen dan bank terutama dalam hal menajemen risiko.

"Bank harus betul-betul membangun kapasitas mengelola risiko yang baik, teknologi didukung dengan teknologi yang baik, sehingga Laku Pandai bisa diselenggarakan secara lebih efektif," ujarnya.

Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) hingga akhir tahun ini menargetkan dapat memiliki lebih dari 100 ribu agen Laku Pandai (BRILink) hingga akhir tahun ini. Saat ini, BRI sudah memiliki sekitar 97 ribu agen BRILink.

Perseroan pun rencananya akan meluncurkan layanan pinjaman atau pembiayaan mikro melalui agen BRILink. Agen BRIlink nantinya akan membantu pengurusan aplikasi pinjaman dari calon debitur kepada bank. Untuk itu, BRI menyiapkan pelatihan bagi agen BRILink dengan melibatkan pihak eksternal.

"Insya Allah, (layanan pinjaman) kami luncurkan bulan depan, mungkin di daerah-daerah di Jakarta dulu agar kami bisa evaluasi lebih intens," kata Suprajarto saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER