Capital Inflow Rangsang Rupiah Berotot di Tahun Depan

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jun 2017 07:08 WIB
BI memproyeksi, rupiah Rp13.400-Rp13.700 per dolar AS atau lebih kuat ketimbang proyeksi pemerintah dalam RAPBN 2017, yaitu Rp13.500-Rp13.800.
BI memproyeksi, rupiah Rp13.400-Rp13.700 per dolar AS atau lebih kuat ketimbang proyeksi pemerintah dalam RAPBN 2017, yaitu Rp13.500-Rp13.800. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi aliran modal asing ke dalam negeri (capital inflow) dan perbaikan perekonomian nasional tahun depan akan mendongkrak kestabilan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Diperkirakan, rupiah berotot di kisaran Rp13.400 - Rp13.700 per dolar AS atau lebih tinggi dari proyeksi pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2017 yang sebesar Rp13.500 - Rp13.800 per dolar AS.

"Kami melihat bahwa (proyeksi kurs rupiah) BI sedikit lebih kuat posisinya (dari proyeksi pemerintah). Tapi, tentu ini dalam banyak hal dibantu dengan kinerja capital inflow dan kinerja domestik," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (6/6).
 
Peningkatan capital inflow, ia melanjutkan, akan berasal dari sentimen positif pertumbuhan investasi yang masuk ke Tanah Air dan perbaikan harga komoditas di pasar dunia di tahun depan.

Pun demikian, proyeksi kurs rupiah BI tersebut sedikit melemah dibandingkan perkiraan tahun ini yang berada di kisaran Rp13.300 sampai Rp13.600 per dolar AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus menilai, mengendurnya proyeksi kurs rupiah di tahun depan lantaran BI mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve.

"Ke depan, pergerakan ekonomi tetap stabil. Namun, dari sisi global, mesti mewaspadai kenaikan Fed Fund Rate dan turunnya neraca keuangan The Fed," katanya.

Adapun, sampai 2 Juni 2017, BI mencatat kurs rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat di angka Rp13.304 per dolar AS atau masih berada di rentang perkiraan bank sentral.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, kurs rupiah yang tertuang di R-APBN 2018 telah diperkirakan dengan mempertimbangkan sejumlah sentimen, khususnya pengaruh dari pertumbuhan ekonomi global.

"Kami lihat, likuiditas global akan sedikit tertekan sehingga akan memberi sentimen pada arus modal. Namun, Indonesia dengan rating layak investasi dan konsisten dari sisi makro ekonomi serta reformasi kebijakan bakal memberikan daya tarik positif," terang dia.

Makanya, sambung dia, pemerintah akan menjaga kurs rupiah di kisaran Rp13.500 sampai Rp13.800 per dolar AS. “Kisaran ini kami anggap bisa memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia," imbuh mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut bahwa kurs rupiah tahun depan akan tertekan di kisaran Rp13.800 sampai Rp14.000 per dolar AS. Ia menilai, dua sentimen akan dihadapi oleh Indonesia.

"Ada tekanan eksternal dari Fed Fund Rate dan perubahan harga komoditas. Perubahan harga komoditas bisa menekan ekspor, sehingga pengaruh ke penguatan kurs," imbuh dia.

Meski demikian, Bhima melihat, penetrasi kurs rupiah tahun depan masih mungkin membaik bila pemerintah bisa meningkatkan investasi asing ke luar negeri. Adapun, ia memperkirakan, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) mampu menyentuh peningkatan 5 persen sampai 7 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER