'Inang-inang' Penukaran Uang Bisa Raup Rp2 Juta Sebulan

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jun 2017 17:30 WIB
Biaya jasa penukaran uang yang dipatok inang-inang di pinggiran jalan umumnya sekitar lima persen dari total uang ditukarkan.
Biaya jasa penukaran uang yang dipatok inang-inang di pinggiran jalan umumnya sekitar lima persen dari total uang ditukarkan. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pameo yang berbunyi, bangun lah pagi supaya rezeki tidak dipatok ayam, sepertinya ada benarnya. Setidaknya, bagi Khotnida (49 tahun), wanita asal Sumatra Utara yang menjajakan jasa penawaran uang emisi terbaru.

Ia bangun pagi-pagi sekali demi mengantre di barisan layanan penukaran uang yang digelar Bank Indonesia (BI) bersama 13 bank umum di Taman IRTI Monas. Ketika matahari bersinar terang benderang, Rabu (7/6), Khotnida malah tampak bersantai menunggu rekan-rekannya.

"Baru saja menukarkan uang receh pecahan baru dari layanan penukaran uang BI. Uang itu akan dijual ke masyarakat yang berminat," ujarnya kepada CNNINdonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momentum ramadan dan lebaran acap kali dimanfaatkan sejumlah orang menawarkan jasa penukaran uang. Istilah 'inang-inang' pun disematkan bagi penyedia jasa penukaran uang tersebut, mengingat kebanyakan wanita paruh baya yang menjalani profesi dadakan ini berasal dari Tanah Batak.

Tak terkecuali Khotnida, yang meninggalkan rumah mulai pukul 4 pagi sejak sepekan terakhir ini demi mengantre layanan penukaran uang untuk dijajakan kembali ke masyarakat. Adapun pengguna jasa Khotnida adalah mereka yang tak sudi mengantre.

Apabila uang pecahan baru milik wanita yang sehari-hari melakoni perannya sebagai ibu rumah tangga ini tak habis terjual, maka ia akan membawa pulang untuk ditawarkan ke para tetangganya di sekitar tempat tinggalnya di Rawa Lumbu, Jakarta Timur.

Biaya jasa yang dipatok Khotnida terhadap konsumennya bervariasi, bergantung dari total uang yang ditukarkan. Untuk satu paket senilai Rp3,7 juta, jasanya dibanderol seharga Rp150 ribu-Rp250 ribu.

"Kalau mau tukar Rp200 ribu, saya suka minta lebihin Rp15 ribu," imbuhnya.

Upah itu, kata Khotnida, merupakan biaya pengganti ongkos perjalanan dan pengganti uang lelah mengantre.

"Dari usaha yang dilakukan selama dua minggu atau sepuluh hari sebelum lebaran, saya bisa mengantongi lebih dari Rp2 juta," terang dia.

'Inang-inang' Penukaran Uang Bisa Raup Rp2 Juta SebulanSuasana layanan penukaran uang. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta).


Khotnida menjamin keaslian uang yang ditawarkannya karena menukarkan langsung dari tempat resmi. "Malah, saya yang suka khawatir kalau-kalau saya dapat uang palsu Rp50 ribu-an dari penukar," ucapnya.

Cerita berbeda datang dari Mastiar Hutagaol (46). Wanita yang sehari-hari menawarkan jasa penukaran uang receh ini menyebut, kebanyakan pengguna jasanya adalah mereka yang membutuhkan uang receh pecahan baru lebih dari batas yang diperkenankan, yaitu sebesar Rp3,7 juta, serta mereka yang menyerah melihat antrian.

Wanita yang juga berasal dari Sumatra Utara ini menjamin, masyarakat tidak perlu meragukan keaslian uang baru yang dijualnya. Toh, ia menawarkan jasanya secara terang-terangan di tempat-tempat umum.

"Polisi kan banyak berkeliaran. Kalau uang palsu kami tidak akan bebas menawarkan," katanya.

Mastiar mengaku, menyukai pekerjaan yang dilakukannya. Ia mengklaim, apa yang dilakukannya ikut memeriahkan lebaran bagi umat Islam yang merayakan. Selain itu, dapur keluarga juga tetap 'ngebul' lantaran keuntungan yang diperolehnya. Sepanjang ramadan dan lebaran, ia mengantongi untung setidaknya Rp1 juta.

Adapun, di luar periode ramadan dan lebaran, ia biasanya membuka jasa penukaran uang di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Deputi Gubernur BI Sugeng mengimbau, demi mengurangi risiko penipuan dan peredaran uang palsu oleh calo penukaran uang, bank sentral memberikan pelayanan penukaran uang secara gratis di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

Beberapa lokasi penukaran di antaranya kantor perwakilan BI, kantor cabang perbankan, maupun mobil kas di berbagai area publik. "Jurus kami adalah memperbanyak pelayanan penukaran uang. Kalau dulu kami mungkin sendirian, tetapi sekarang kami telah merangkul perbankan," pungkas Sugeng.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER