Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, tiga investor asing patungan hingga Rp14,14 triliun untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Ketiganya, yakni China Harbour Engineering Company, PT Accor Asia Pacific, serta Starwood Asia Pacific Hotels and Resort.
China Harbour Engineering Company akan mengucurkan investasi sebesar US$1 miliar atau setara Rp13,3 triliun (berdasarkan asumsi kurs rupiah Rp13.300 per dolar Amerika Serikat) untuk mengolah lahan bekas tambang timah yang selanjutnya dibangun menjadi infrastruktur penunjang KEK.
Adapun, perusahaan ini akan bekerja sama dengan PT Belitung Pantai Intan (Belpi) yang merupakan satu dari tiga konsorsium pengelola KEK, Belitung Maritime. Dua perusahaan konsorsium lainnya, yakni PT Nusa Kukila dan PT Tanjung Kasuarina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, PT Accor Asia Pacific akan memarkirkan investasi Rp400 miliar untuk membangun Sofitel Hotel and Resort. Perusahaan ini akan bekerja sama dengan PT Hypatia Karya Pratama. Sedangkan, Starwood Asia Pacific Hotels and Resort akan merangkul PT Setra Gita Nusantara untuk membangun Sheraton Hotel bernilai Rp418 miliar.
"Sheraton akan selesai duluan, tahun depan. Katanya, itu akan menjadi hotel Sheraton yang paling mewah. Kalau tidak ada fasilitas seperti ini, entah kapan Belitung punya Sheraton dan Sofitel," ujarnya usai penandatangan nota kesepahaman, Rabu (7/6).
Bersamaan dengan suntikan investasi ini, Darmin meminta, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung dan Pemerintah Kabupaten Belitung untuk mempercepat perizinan bagi investor. Kemudian, pemerintah secara pararel akan mengembangkan pembangunan infrastruktur berupa bandara internasional dan pengembangan sumber daya manusia, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan program vokasional di bidang perhotelan dan pariwisata.
"Secara bertahap akan dikembangkan bandara yang semakin besar. Nanti juga follow up (ditindaklanjuti) ke Kementerian Pendidikan untuk pendidikan vokasinya. Mumpung ini masih awal," imbuh Darmin.
Bandara Kelas Internasional
Khusus untuk bandara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, pemerintah akan menyulap Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin di Pulau Belitung yang saat ini dikelola Kementerian Perhubungan menjadi bandar udara internasional dengan menggandeng PT Angkasa Pura II (Persero).
"Bandara di Tanjung Pandan (Belitung) akan menjadi internasional karena potensi wisatanya bagus. Sekarang ada 13 penerbangan dalam setahun, kapasitasnya 800 penumpang, targetnya mesti 3 juta," kata Budi Karya pada kesempatan yang sama.
Sebelumnya, pemerintah juga mengembangkan Bandar Udara Depati Amir di Pulau Bangka yang merupakan titik penghubung terdekat ke Pulau Belitung sejak awal tahun ini. Pengembangannya berupa perluasan bandara dan landasan pesawat.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menambahkan, perseroan siap bekerja sama dengan pemerintah. Bahkan, untuk pengembangan Bandar Udara H.A.S Hanandjoeddin, AP II telah menyiapkan Rp300 miliar dari belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan.
"Prioritas kami, pengembangan terminal karena masih temporer. Lalu, untuk perluasan terminal domestik dan membuat internasionalnya. Prioritas juga untuk perluasan di avron, jenis pesawatnya, dan taxi way. Kalau runway masih pertahankan yang ada," pungkasnya.