Pembangkit Batu Bara Mampu Terangi Indonesia Hingga Tiga Abad

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jun 2017 13:25 WIB
Hingga akhir 2017, cadangan terbuktu dan terkira batu bara mencapai 28,45 miliar ton, Indonesia pun tercatat sebagai cadangan batu bara terbesar kedelapan dunia
Agar bisa menghidupi pembangkit selama 300 tahun, Indonesia perlu melakukan konservasi batu bara dengan mengurangi ekspor dan memperbesar porsi penggunaan dalam negeri. (Dok. Cirebon Electric Power)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) memperkirakan, pembangkit dengan tenaga batu bara yang ditambang dari dalam negeri setidaknya masih bisa digunakan hingga 300 tahun kemudian. Setelah itu, Indonesia diperkirakan sudah mulai impor batu bara untuk kebutuhan pembangkit.

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, angka itu dihasilkan dari perkiraan cadangan batu bara Indonesia saat ini. Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026, cadangan terbukti dan terkira batu bara hingga akhir 2016 mencapai 28,45 miliar ton. Kondisi tersebut membuat Indonesia sebagai negara dengan cadangan batu bara terbesar ke-delapan di dunia saat ini.

Sementara itu, rata-rata konsumsi batu bara untuk pembangkit mencapai 86 juta ton per tahun. Jika konsumsi terbilang konstan, maka cadangan tersebut dianggap bisa menerangi Indonesia selama tiga abad mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski saat ini pembangkit batu bara mengambil lebih dari 50 persen dari bauran energi nasional, nyatanya penggunaanya tidak besar. Sehingga, tenaga batu bara masih bisa digunakan dalam jangka waktu yang akan sangat lama sekali," terang Iwan, Rabu (7/6).

Tak hanya di Indonesia, penggunaan batu bara di negara lain pun bisa bertahan dalam periode yang tak singkat. Ia mencontohkan China, sebagai negara dengan cadangan batu bara terbesar ketiga akan dapat menggunakan batu bara sebagai tenaga pembangkit listrik hingga 250 tahun ke depan. Padahal, penggunaannya terbilang besar, yakni mencapai 3,78 miliar ton di tahun 2016.

Namun, agar bisa menghidupi pembangkit selama 300 tahun, Indonesia perlu melakukan konservasi batu bara dengan mengurangi ekspor dan memperbesar porsi penggunaan dalam negeri. Jika ekspor terus diperbesar, maka Indonesia terpaksa impor batu bara lebih cepat dari jadwal. Adapun, ekspor batu bara tahun 2015 tercatat sebesar 366 juta ton atau menurun 4,18 persen dibandingkan tahun sebelumnya 382 juta ton.

"Meski batu bara ini jadi tulang punggung, namun jumlahnya betul-betul terbatas. Sebaiknya memang di-save untuk penggunaan di masa depan," tambahnya.

Hal tersebut lantaran penggunaan batu bara untuk pembangkit dalam negeri diprediksi akan terus menigkat. Berdasarkan data RUPTL, penggunaan batu bara akan meningkat dari angka 84,8 juta ton pada tahun 2017 menjadi 152,8 juta ton di tahun 2026.

Meski konsumsi meningkat, tenaga batu bara masih potensial karena Indonesia memiliki sumber daya batu bara yang belum berubah status menjadi cadangan terbukti sebesar 123,52 miliar ton. Ini membuat batu bara sebagai sumber utama energi primer di masa depan karena gas alam diperkirakan sudah mulai defisit di tahun 2020 yang akan datang.

"Lagipula batu bara adalah energi yang murah, yang dibutuhkan tentu adalah kesinambungan pasokan," pungkas Iwan.

Hingga akhir tahun 2016, kapasitas terpasang PLTU di Indonesia mencapai 28.090 Megawatt (MW). Sementara itu, di dalam RUPTL disebutkan bahwa akan ada tambahan PLTU sebesar 31.900 MW dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER