Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Power menyatakan minat untuk mengikuti lelang tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang yang akan dihelat sepanjang tahun ini. Adapun, ketiga proyek yang dilirik adalah PLTU di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.
Wakil Direktur Utama Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan, ketiga proyek tersebut bukan diperebutkan melalui lelang terbuka. Rencananya, perusahaan mengikuti lelang untuk menjadi mitra anak usaha PT PLN (Persero) dalam menggarap PLTU mulut tambang yang ditugaskan langsung oleh PLN.
"Memang, kami lihat lelangnya sekarang berbeda. Di sini kami berkompetisi untuk menjadi mitra dengan anak usaha PLN yang rencananya ditugaskan langsung oleh PLN untuk menggarap PLTU mulut tambang," jelas Dharma, Kamis malam (8/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika terpilih, nantinya anak usaha PT Adaro Energy Tbk ini akan membentuk konsorsium dengan anak-anak usaha PLN sebagai pengembang listrik swasta (
Independent Power Producer/IPP).
Selain itu, ia pun tidak masalah jika nantinya tambang Adaro diakuisisi PLN demi mengembangkan PLTU mulut tambang.
Sekadar informasi, PLN melalui anak usahanya berencana untuk mengakuisisi tambang batu bara dan memasok produksinya untuk kebutuhan pembangkit.
"Kami siap saja jika nanti ada lahan batu bara yang diakuisisi untuk PLTU mulut tambang. Sepertinya tambang kami di Kalimantan Timur siap untuk diakuisisi, tapi tentu saja nanti akan didiskusikan kembali," paparnya.
Sejauh ini, Adaro memang mengincar tiga proyek pembangkit saja karena lahan pertambangan yang dimiliki perusahan hanya dekat ke tiga lokasi tersebut.
"Kalau kami punya tambang banyak, bisa saja kami ikut semua lelang," paparnya.
Sebagai informasi, PLN membuka 16 proyek baru PLTU mulut tambang pasca Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026 terbit bulan April silam.
Rencananya, 16 proyek itu memiliki kapasitas total 6.990 megawatt (MW). Dari angka tersebut, sebanyak 5.390 MW berada di Sumatera dan 1.600 MW akan dibangun di Kalimantan.
Jika seluruh proyek ini terealisasi, maka bauran energi (
energy mix) bagi batu bara mencapai 50,4 persen dari awalnya 50,3 persen dari total bauran energi nasional. Adapun, tambahan kapasitas pembangkit bertenaga batu bara diproyeksi sebesar 31,9 gigawatt (GW) pada 10 tahun mendatang.