Panas Harga Batu Bara Bikin Laba Adaro Melesat 62,96 Persen

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Apr 2017 10:55 WIB
Penjualan perusahaan pada kuartal lalu mencapai US$727 juta atau meningkat 24,06 persen dibanding posisi tahun sebelumnya US$586 juta.
Penjualan Adaro pada kuartal lalu mencapai US$727 juta atau meningkat 24,06 persen dibanding posisi tahun sebelumnya US$586 juta. (www.adaro.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Energy Tbk membukukan laba belum diaudit (unaudited) sebesar US$132 juta. Angka ini melesat 62,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$81 juta.

Kenaikan laba tersebut ditopang oleh penjualan yang juga ikut membaik. Tercatat, penjualan perusahaan pada kuartal lalu mencapai US$727 juta atau meningkat 24,06 persen dibanding posisi tahun sebelumnya US$586 juta.

Menguatnya kinerja penjualan Adaro ini didukung oleh penguatan harga batu bara sebesar 39 persen apabila dibandingkan kuartal I tahun 2016. Penguatan harga ini sangat menopang pendapatan mengingat volume penjualan batu bara perusahaan menurun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kuartal I yang lalu, volume penjualan perusahaan menurun 10,7 persen dari 13,47 juta metrik ton di ke angka 12,03 juta metrik ton. Penurunan penjualan ini sejalan dengan pelemahan produksi batu bara akibat curah hujan yang tinggi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

Sebagai informasi, produksi batu bara Adaro mencapai 11,86 juta metrik ton pada kuartal kemarin, atau melesu 6,17 persen dari posisi tahun sebelumnya 12,64 juta metrik ton.

Meski demikian, Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir tetap optimistis di tengah ketidakpastian kondisi pasar batu bara saat ini. Menurutnya, performa cemerlang di awal tahun ini menjadi bukti bahwa perusahaan berada dalam posisi terbaik dalam menghadapi kondisi yang terjadi.

"Kami tetap optimis, namun waspada dengan dinamika yang terjadi di pasar batu bara. Prestasi yang baik di awal tahun ini menunjukkan kekuatan model bisnis kami yang terintegrasi vertikal dan Adaro berada di posisi yang baik untuk menanggapi tantangan maupun peluang yang ada," jelas Garibaldi melalui siaran pers dikutip Jumat (28/4).

Selanjutnya, perusahaan akan fokus dalam melakukan efisiensi beban operasional di tengah kondisi yang fluktuatif. Sayangnya, visi perusahaan itu masih belum tercermin pada kuartal I yang lalu, di mana beban pokok pendapatan malah meningkat 17,82 persen dari US$432 juta di tahun lalu ke angka US$509 juta di tahun ini.

"Di tengah kondisi yang fluktuatif, kami terus menjunjung keunggulan operasional dan berfokus pada efisiensi dan produktivitas di ketiga pilar pertumbuhan perusahaan," pungkasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER