Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menekankan pentingnya evaluasi program kerjasama dengan
Multilateral Development Banks (MDBs) dalam proses pembangunan berkelanjutan di Indonesia. MDBs merupakan institusi keuangan beranggotakan negara-negara pendonor yang bersedia menyediakan pembiayaan bagi negara-negara berkembang.
Menurutnya, peran MDBs di Indonesia telah bergeser dari pemberian bantuan menjadi kemitraan. Bagi Indonesia, kemitraan tersebut mendorong peran aktif negara untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan internasional. Evaluasi tersebut diperlukan agar partner pembangunan dapat beradaptasi dengan kebutuhan negara yang kerap berubah.
Bambang menjelaskan, ketimpangan ekonomi memang terus menurun dalam lima tahun terakhir. Namun, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan daya saing agar bisa menghindari jebakan kelas menengah
(middle income trap).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin MDBs mendukung peningkatan investasi infrastruktur berkelanjutan, termasuk pengelompokan investasi antara MDBs global dan regional, serta peningkatan penilaian performa atas penggunaan instrumen finansial dan kebijakan," ujar Bambang dalam pertemuan International Fund for Agricultural Development (IFAD) di Roma, Italia dikutip dari keterangan resmi, Jumat (9/6)
Adapun Bambang menjelaskan, Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusi lebih besar pada organisasi-organisasi strategis seperti IFAD dan Global Green Growth Institute. Disamping itu, Indonesia juga memberikan tiga rekomendasi agar IFAD dapat meningkatkan sistem evaluasi. Pertama, mengulas indikator yang digunakan dalam sistem alokasi anggaran, terutama untuk menggunakan indikator lain selain pendapatan nasional bruto. Indikator lainnya, seperti Multidimensional Poverty Index yang menyediakan berbagai sudut pandang atas pembangunan di negara-negara anggota.
Kedua, mengembangkan skema keanggotaan yang memungkinkan ruang yang setara bagi kelompok negara berbeda. Ketiga, menekankan pentingnya evaluasi atas ide-ide inovatif yang digagas dan diimplementasikan oleh negara-negara anggota, termasuk inisiatif kerjasama dengan swasta dan partner pembangunan lainnya, juga skema atau pendekatan pembangunan baru.
“Proses evaluasi harus menilai level kesuksesan inisiatif tersebut sebagai umpan balik bagi manajemen IFAD dan mendorong negara-negara anggota untuk mengadopsinya,” tutup Menteri Bambang.