Hingga Mei 2017, Kredit Bank Umum Tumbuh 10,39 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- Industri perbankan mencatatkan pertumbuhan kredit hingga double digit atau mencapai 10,39 persen pada Mei 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini lebih tinggi ketimbang pertumbuhan kredit pada Mei 2016 lalu yang hanya 8 persen dibanding Mei 2015.

Adapun, berdasarkan Statistik Perbankan OJK, realisasi kredit Mei 2016 sebesar Rp4.070 triliun. Hitung punya hitung, pencapaian kredit Mei 2017 tak akan jauh dari Rp4.492 triliun.

Lihat juga: Ruang Gerak Bank Turunkan Bunga Kredit Kian Terbatas

Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, pertumbuhan kredit bulan lalu ditopang oleh penyaluran kredit sektor infrastruktur, konstruksi, pertanian, dan perdagangan.

"Saya kira (penyebab pertumbuhan kredit Mei 2017), karena masih ada permintaan hampir di semua sektor walaupun memang saya memperoleh informasi ada sedikit pelemahan terutama dari bisnis ritel, tapi sampai hari ini belum tercermin dari permintaan kredit," ujarnya di Gedung Soemitro Djojohadikusumo, Senin (12/6).

Beruntung, pertumbuhan kredit ini tidak membuat kredit bermasalah (Nonperforming Loan/NPL) membengkak. Bahkan, Muliaman menyebutkan, NPL gross Mei 2017 turun sedikit jika dibandingkan dengan April 2017 yang mencapai 3,07 persen.

"NPL kecenderungannya malah turun, tapi tipis sekali. Masih di atas tiga, tapi lebih kecil dari April, angkanya nantilah kami sampaikan akhir bulan Juni," jelasnya.

Lihat juga: RBB Tak Berubah, Bank Mandiri Kukuh Kredit Tumbuh 13 Persen

Lebih lanjut ia menuturkan, tingginya penyaluran kredit juga diimbangi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Sayang, ia belum mau merinci berapa besar kenaikannya.  "DPK tumbuh relatif berimbang dengan penyaluran kredit," katanya singkat.

Hingga akhir tahun, OJK masih memperkirakan pertumbuhan kredit bank umum di kisaran 10 hingga 12 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan Rencana Bisnis Bank (RBB) 2017 yang mencapai 13,25 persen.