Rilis Surat Utang Negara Tak Terpengaruh Kenaikan The Fed

CNN Indonesia
Kamis, 15 Jun 2017 16:00 WIB
Toh, pemerintah sudah mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate sejak bank sentral AS tersebut memberikan sinyal kenaikan bunga beberapa bulan terakhir.
Toh, pemerintah sudah mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate sejak bank sentral AS tersebut memberikan sinyal kenaikan bunga beberapa bulan terakhir. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penerbitan surat utang negara tetap sesuai dengan perencanaan awal pemerintah, meskipun The Federal Reserver (The Fed) memutuskan mengerek suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) di kisaran 1,0 - 1,25 persen.

"Kami tidak berubah sama sekali, kami tetap hati-hati saja," ujar Sri Mulyani usai menghadiri acara Bank Dunia di Energy Building, Kamis (15/6).

Menurut dia, pemerintah tak ingin terburu-buru mengubah langkah dan kebijakan yang telah diproyeksikan. Misalnya, agresif menerbitkan surat utang. Bersamaan dengan itu, ia mengaku, memang sudah mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate sejak bank sentral AS tersebut memberikan sinyal kenaikan bunga beberapa bulan terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, sejak The Fed melempar wacana kenaikan bunga, sambung Sri Mulyani, ia sudah berkomunikasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk mengkaji dampak dan tantangannya, sehingga begitu kenaikan Fed Fund Rate terjadi, tak memberikan efek kejut yang mengkhawatirkan.

Dari sisi para pelaku pasar, Sri Mulyani juga melihat bahwa pasar dan dunia usaha juga sudah mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate ini, sehingga nyaris tak ada gejolak dari kebijakan ini.

"Kenaikan 25 basis poin sudah diantisipasi, sehingga kami harap tidak memberikan dampak kejutan. Ini karena sudah diantisipasi oleh pemerintah, BI, dan pengusaha," katanya.

Kendati begitu, ia memastikan, akan terus memantau pergerakan ekonomi di Negeri Paman Sam, setelah suku bunga acuan naik. Tak hanya itu, ia juga akan memantau imbas kenaikan Fed Fund Rate kepada perekonomian global.

"Tentu kami melihat rekomendasi selanjutnya dari sisi perkembangan ekonomi Amerika, apakah pola kenaikan itu akan tetap sama atau mereka akan lebih lambat lagi. Itu kami antisipasi, tetapi kenaikan yang sekarang sudah diantisipasi," imbuh Sri Mulyani.

Seperti diketahui, The Fed baru saja menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya sejak Desember 2015 lalu. Kenaikan ini, menurut The Fed dilakukan usai mempertimbangkan kemajuan di pasar tenaga kerja, di mana tingkat pengangguran menurun di kisaran 4,3 persen.

Selain itu, The Fed juga mempertimbangkan laju inflasi yang diperkirakan turun ke angka 1,6 persen setelah sebelumnya diperkirakan sebesar 1,9 persen. Lalu, The Fed juga melihat ada potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi AS dari proyeksi semula sebesar 2,1 persen menjadi 2,2 persen.

The Fed mengklaim, ada sentimen positif dari konsumsi rumah tangga dan investasi. "Belanja rumah tangga telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan investasi tetap terus berkembang," ucap The Fed dalam pernyataannya.

Setelah kenaikan Fed Fund Rate ini, diperkirakan ada kenaikan suku bunga satu kali lagi di tahun ini dan tiga kali lagi pada tahun depan. Selain mengubah suku bunga, The Fed juga berencana mereduksi neraca keuangan US$4,5 triliun akhir tahun dan memangkas kepemilikan obligasi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER