BI: Inflasi Jakarta 0,9 Persen Sepanjang Ramadan

CNN Indonesia
Kamis, 15 Jun 2017 11:14 WIB
Proyeksi BI DKI Jakarta ini sejalan dengan tren inflasi pada ramadan tahun-tahun sebelumnya yang kerap berada di bawah satu persen.
Proyeksi BI DKI Jakarta ini sejalan dengan tren inflasi pada ramadan tahun-tahun sebelumnya yang kerap berada di bawah satu persen. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DKI Jakarta memprediksi, inflasi terjaga di kisaran 0,8 persen - 0,9 persen pada bulan ramadan ini. Proyeksi ini sejalan dengan tren inflasi pada ramadan tahun-tahun sebelumnya yang kerap berada di bawah satu persen.

Kepala BI Perwakilan DKI Jakarta Donny Joewono berharap, inflasi terkendali di level tersebut. Optimisme ini dapat ditunjang dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, baik dari pihak pemerintah daerah maupun pusat, untuk menjaga tingkat inflasi di bawah satu persen. Salahsatunya, dengan menjaga pasokan bahan pangan pada harga stabil.

"Sekarang, antara pemerintah provinsi dan pemerintah pusat sudah bersatu. Satuan tugas pangan juga berhasil memberantas yang menimbun bahan pangan," ujarnya, Rabu (14/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makanya, tingkat harga pangan hingga dua pekan bulan ramadan ini terbilang masih stabil dan belum ada kenaikan yang signifikan. Selain karena penjagaan terhadap harga pangan, tingkat beli masyarakat terhadap bahan pangan juga dinilai belum terlalu tinggi.

"Dua minggu ini harga telur, daging terbilang stabil. Bawang merah sedikit naik, tapi kan sudah datang dari Brebes kan. Namun, untuk bawang putih lebih stabil," terang Donny.

Lebih lanjut ia menuturkan, kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun lalu, di mana harga pangan sudah mengalami lonjakan signifikan dalam pekan kedua bulan ramadan. Pemerintah tidak berhasil memberantas penimbunan pangan yang dilakukan oleh beberapa oknum tahun lalu.

"Tahun lalu ada penimbunan, tapi tidak bisa apa-apa," imbuhnya.

Namun demikian, harga pangan diramal meningkat setelah perusahaan membagikan tunjangan hari raya (THR) kepada karyawannya. Hanya saja, kenaikannya tidak akan signifikan karena pasokan pangan yang sudah terkendali, sehingga tidak ada kekurangan pasokan untuk masyarakat.

Adapun, sambung dia, dalam dua pekan selama ramadan, masyarakat banyak yang berbelanja kebutuhan sandang. Mendekati lebaran, barulah tingkat pembelian bahan pangan yang akan meningkat.

Pihaknya mencatat, jelang lebaran harga daging dan bawang merah dapat mengalami kenaikan masing-masing lima persen dan sembilan persen.
Sementara itu, tidak hanya bahan pangan yang akan menyumbang inflasi, melainkan tingginya biaya transportasi untuk kebutuhan pulang kampung atau mudik juga akan menjadi salah satu indikator inflasi.

"Pengaruhnya sangat signifikan, makanya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dua minggu ini lagi ketat, karena ikut menyumbang inflasi. Itu transportasi darat dan udara," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER