Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta memproyeksikan, dana keluar dari ibukota ke daerah mencapai Rp42,7 triliun selama ramadan hingga libur lebaran nanti. Porsi dana di Jakarta terhadap total uang di seluruh wilayah di Indonesia sebanyak 25,5 persen.
Kepala BI Perwakilan DKI Jakarta Donny Joewono mengatakan, dana menguap dari Jakarta karena masyarakat berbondong-bondong melakukan tradisi mudik dan membawa uang ke kampung halaman masing-masing. Sehingga, mereka menarik dana tunai cukup banyak di bank.
"Ini kurang baik menurut saya. Masyarakat itu terlihat belum terbiasa dengan non tunai. Jadi, ke depan harusnya tidak seperti itu, kami selalu sarankan non tunai," ujarnya, Rabu (14/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan BI DKI, dana yang keluar dari ibukota, termasuk wilayah Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi), sejak 29 Mei - 13 Juni 2017 mencapai Rp16,2 triliun.
Adapun, transaksi didominasi penarikan uang tunai melalui bank, yakni sebesar Rp13,2 triliun atau setara 81,4 persen dari total dana yang mengalir ke daerah. Selain itu, masyarakat juga menarik uang di kas titipan Rp2,8 triliun dan penarikan melalui loket BI dan kas keliling Rp162 miliar.
Pun demikian, Donny mengungkapkan, dana tersebut akan kembali masuk paling tidak dua pekan atau satu bulan sesudah lebaran. Menurut dia, jumlah dana yang masuk nanti akan kurang lebih sama dengan dana yang keluar.
"Jadi dari uang yang ditarik, nanti akan masuk lagi. Misalnya, untuk bayar makan, nanti uangnya masuk lagi ke bank. Lalu ke BI," imbuh dia.
Secara keseluruhan, total dana yang keluar di Indonesia sendiri diperkirakan sebesar Rp167 triliun. Angka itu meningkat 14,4 persen dari Rp146,1 triliun.
Tinggi dana keluar (outflow) ini dikarenakan tingkat kebutuhan masyarakat yang lebih tinggi. Umumnya, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka semakin tinggi pula kebutuhan masyarakatnya.