Tarif Listrik Naik, Inflasi Juni Diramalkan Lebih Tinggi

CNN Indonesia
Jumat, 16 Jun 2017 10:17 WIB
Berdasarkan hasil Survey Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia pada minggu pertama Juni, tingkat harga diprediksi mengalami inflasi 0,5 persen.
Berdasarkan hasil Survey Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia pada minggu pertama Juni, tingkat harga diprediksi mengalami inflasi 0,5 persen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Juni 2017 lebih tinggi dibandingkan inflasi Mei 2017. Hal itu dipicu oleh penyesuaian tarif listrik pasca bayar.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, berdasarkan hasil Survey Pemantauan Harga (SPH) BI pada minggu pertama Juni, tingkat harga diprediksi mengalami inflasi 0,5 persen atau lebih tinggi dibandingkan realisasi bulan lalu, 0,39 persen.

Namun, angka itu relatif lebih rendah jika dibandingkan inflasi Juni 2016 yang mencapai 0,66 persen .

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inflasi 0,5 persen itu lebih terjadi karena dampak kenaikan harga tarif listrik dan juga angkutan. Permasalahan komoditas pangan pada puasa dan lebaran tahun ini relatif jauh lebih baik dibandingkan tahun kemarin," tutur Dodi di Gedung Thamrin BI, Kamis (16/6).

Sebagai catatan, pada Mei lalu, pemerintah melakukan pencabutan subsidi listrik golongan 900VA bagi Rumah Tangga Mampu (RTM) tahap ketiga. Pencabutan subsidi listrik golongan 900 VA yang masuk dalam kategori mampu ini sebelumnya telah dilakukan pada Januari dan Maret.

Konsekuensinya, tarif pelanggan rumah tangga mampu 900 VA naik dari Rp605 menjadi Rp791 per 1 Januari 2017, Rp1.034 mulai 1 Maret 2017, dan Rp1.352/kWh per 1 Mei 2017.

Namun demikian, Dody meyakinkan setelah Juni BI tidak melihat ada tekanan dari harga listrik yang memicu inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price).

Karenanya, Dody memperkirakan inflasi Juli bakal relatif lebih rendah dibandingkan Juni meskipun bulan depan telah memasuki tahun ajaran baru.

"Meskipun ada tahun ajaran baru, tetapi kami tidak melihat lagi dampak dari kebijakan dari listrik," ujarnya.

Selain tarif listrik, kenaikan permintaan dan tarif angkutan juga bakal berkontribusi pada inflasi bulan ini. Hal itu sesuai dengan pola musiman setiap kali terjadi arus mudik lebaran.

Dengan asumsi pemerintah tak lagi melakukan kebijakan yang memicu inflasi, BI memperkirakan inflasi tahun ini masih di kisaran 4,36 persen atau sesuai dengan target inflasi BI empat plus minus satu persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER