Tambah Direktur, BUMI Kejar Tenggat Proses Rights Issue

CNN Indonesia
Jumat, 16 Jun 2017 14:20 WIB
Perusahaan akan melakukan penandatanganan surat pernyataan jaminan bersama bank lokal sore ini, di mana nantinya surat itu akan diserahkan kepada OJK.
Perusahaan akan melakukan penandatanganan surat pernyataan jaminan bersama bank lokal sore ini, di mana nantinya surat itu akan diserahkan kepada OJK. (Diolah dari ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menyelesaikan proses surat pernyataan jaminan dari wali amanat bank lokal sebagai syarat dari regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menerbitkan saham baru melalui skema rights issue dan Obligasi Wajib Konversi (OWK).

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava menjelaskan, pihaknya akan melakukan penandatanganan surat pernyataan jaminan bersama bank lokal, di mana nantinya surat itu akan diserahkan kepada OJK.

"Kami prediksi akan memasukan dokumen tersebut ke OJK sore ini," ungkap Dileep, Jumat (16/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan finalisasi dokumen tersebut, lanjut Dileep, pihaknya optimistis mendapatkan izin efektif dari OJK pada pekan depan. Namun, ia tak dapat memastikan kapan izin efektif itu diberikan secara spesifik.

"Kami harap dapat efektif minggu depan, mungkin tanggal 21 Juni, atau 22 Juni 2017," kata Dileep.

Sebelumnya, izin efek atas penerbitan rights issue dan OWK terpaksa mundur dari target disebabkan masih ada dokumen yang dibutuhkan oleh OJK. Bila mengacu pada target perusahaan, seharusnya izin efektif diberikan pada Jumat (26/5) lalu.

"Ini complicated, jadi memang butuh waktu lagi. Jadi siang ini akan ada signing off di Hotel Borobudur untuk dokumen itu," papar Dileep.

Dalam penerbitan rights issue tersebut, kreditur akan membeli saham baru dengan harga Rp926 per saham. Namun, harga saham Bumi Resources saat ini masih berada di sekitar level Rp338 per saham.

"Rights issue ini berdasarkan fundamental. Tahun lalu harga saham Rp50 per saham dan setelah suspensi dilepas, harga saham terus bergerak," jelasnya.

Seluruh penerbitan rights issue dan OWK ini akan melakukan restrukturisasi utang sebesar US$4,38 miliar. Perusahaan akan menerbitkan saham baru senilai Rp35 triliun atau US$2,6 miliar. Sementara, harga pelaksanaan OWK menjadi Rp1 per unit.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, kemungkinan besar seluruh penerbitan rights issue akan diserap oleh pembeli siaga. Pasalnya, harga saham yang masih dibawah Rp926 per saham akan membuat investor tidak membeli saham rights issue tersebut.

"Kan dia jual Rp926, sekarang harga masih Rp300an. Artinya investor yang sekarang tidak akan menembus, jadi akibatnya pembeli siaga yang akan ambil itu," kata Hans Kwee kepada CNNIndonesia.com.

Untuk itu, OJK membutuhkan kepastian terkait pembeli siaga dan jaminan agar transaksi restrukturisasi utang ini tidak akan gagal. Hal ini juga disebabkan, penghapusan utang yang akan dilakukan bukanlah dengan nilai kecil.

"OJK tidak mau rights issue itu nantinya merugikan minoritas investor," terang Hans.

Lebih lanjut ia menilai, jika nantinya penerbitan berhasil dilakukan dan terserap habis, maka akan berdampak positif bagi perusahaan. Beban utang perusahaan otomatis berkurang. Selain itu, prospek cerah ini juga didorong oleh harga komoditas batu bara yang stabil di level US$70-US$80 per metrik ton.

"Menurut saya ke depan kinerja perusahaan akan lebih baik," imbuhnya.

Tambah Direksi

Adapun, perusahaan juga menambah jajaran direksi menjadi tujuh direktur. Dua nama baru direksi tersebut berasal dari China Investment Corporation (CIC) atau salah satu kreditur dari perusahaan.

Dua nama tersebut, yakni Wayne Yao dan Haiyong Yu. Sementara, satu tambahan lainnya berasal dari China Development Bank, yaitu Ruan Xuefeng.

Selain itu, perusahaan juga menambah komisaris baru dengan memasukan dua dari CIC, yaitu Jinping Ma dan Benjamin Mao. Kemudian, Thomas M. Kearney dari Argentum Funds. sementara, untuk komisaris independen ditambah dua orang yang berasal dari dalam negeri, yaitu Kanaka Puradiredja dan Y. A Didik Cahyanto.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER