Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengaku masih menghitung besaran subsidi
Liquefied Petroleum Gas (LPG/Elpiji) 3 kilogram (kg) yang akan dimasukkan ke dalam kartu pembelian elpiji pada tahun depan. Pasalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum memastikan harga elpiji tersebut.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menuturkan, pemerintah memang telah melakukan simulasi mengenai jumlah anggaran yang tepat untuk dimasukkan ke dalam Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) agar masyarakat kurang mampu bisa membeli elpiji bersubsidi. Namun, pihaknya saat ini masih menunggu Kementerian ESDM menyerahkan data yang diperlukan secara pasti.
"Saya meminta waktu secepatnya agar semuanya bisa saling bersinergi," kata Puan di kantornya, Selasa (20/6)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, data mengenai harga elpiji diperlukan karena nantinya pembelian elpiji dilepas pada harga keekonomian. Dengan kata lain, jika harga elpiji berfluktuatif setiap bulannya, maka pemberian subsidi setiap bulan bisa jadi lebih kecil atau lebih besar dari harga elpiji sebenarnya.
Adapun saat ini, menurut dia, pemerintah sudah menetapkan jumlah penerima elpiji bersubsidi, yaitu 26,59 juta rumah tangga dan 2,3 juta Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Rencananya, pengguna elpiji rumah tangga bisa membeli elpiji maksimal tiga tabung per bulan, sementara UKM bisa membeli elpiji maksimal sembilan tabung per bulan.
"Jumlahnya sudah ada, tinggal besaran nilai subsidi per kilogram saja yang akan dihitung kembali," jelas Khofifah.
Sembari menunggu angka subsidi yang akan dimasukkan ke kartu, pemerintah kini fokus menyiapkan infrastruktur pendukungnya. Saat ini, KKS sudah disebar ke enam juta rumah tangga penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Bahkan, sebagian diantaranya sudah melakukan ujicoba membeli elpiji bersubsidi secara non-tunai.
"Kalau memang nanti subsidi energi sudah terintegrasi, kami akan segera tambah PKH dari enam juta ke 10 juta rumah tangga," paparnya.
Sebagai informasi, pemerintah mulai melakukan subsidi elpiji tepat sasaran tahun depan, di mana pembelian elpiji 3kg akan dilakukan melalui satu kartu terpadu. Sesuai Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018, subsidi elpiji di tahun depan dianggarkan Rp20 triliun atau menurun tipis 9,09 persen dibanding APBN 2017 sebesar Rp22 triliun.