Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini, Rabu (21/6), yang dipengaruhi oleh sentimen positif bursa Asia seiring dengan masuknya saham China dalam daftar MSCI.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, faktor penggerak IHSG lainnya akan berasal dari potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Namun, pasar juga perlu waspada dengan melemahnya harga komoditas.
"Faktor penekan pasar adalah sentimen harga komoditas yang bearish menyusul anjloknya harga minyak mentah tadi malam," ujar David dalam risetnya, dikutip Rabu (21/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut David, harga minyak kembali mengalami koreksi sebesar 2,2 persen di level US$43,23 per barel. Melihat kondisi yang terjadi di pasar, ia memprediksi, IHSG berada dalam rentang support 5.760 dan resistance 5.810.
Di sisi lain, Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya bilang, pola transaksi pelaku pasar telah mengarah pada nuansa libur. Sehingga, ia menilai, IHSG berada dalam rentang konsolidasi wajar.
"Pola investasi mengarah hingga pasca libur panjang, di mana akan kembali ada rilis data perekonomian awal bulan yang masih disinyalir akan berada dalam kondisis terkendali," terangnya.
Karenanya, ia optimistis, pergerakan IHSG dalam jangka panjang masih akan berada dalam jalur tren kenaikan. Menurut dia, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.716 dan resistance 5.837.
Adapun, bursa saham Wall Street terkoreksi tadi malam setelah mencapai rekor terbaru pada perdagangan sebelumnya. Tercatat, Dow Jones turun 0,3 persen, S&P500 melemah 0,7 persen, dan Nasdaq terkoreksi 0,8 persen.
"Aksi ambil untung terutama dipicu berlanjutnya penurunan harga minyak mentah," jelas David.
Sementara itu, IHSG berhasil bertahan di teritori positif dengan penguatan 0,87 persen ke level 5.791. Hal ini ditopang oleh aksi beli saham berbasis infrastruktur, otomotif, konsumsi, dan tambang batu bara.