Harga Minyak Mentah Indonesia Melorot 7,28 Persen

CNN Indonesia
Selasa, 04 Jul 2017 12:13 WIB
Penurunan harga minyak ini mengikuti tren harga minyak dunia, mengacu pada data harga Brent Juni 2017 sebesar US$47,55 per barel atau turun 7,4 persen.
Penurunan harga minyak ini mengikuti tren harga minyak dunia, mengacu pada data harga Brent Juni 2017 sebesar US$47,55 per barel atau turun 7,4 persen. (REUTERS/Stringer).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penurunan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sebesar 7,28 persen, yakni dari US$47,09 per barel pada Mei 2017 menjadi US$43,66 per barel pada bulan berikutnya.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengungkapkan, penurunan harga minyak ini mengikuti penurunan harga minyak dunia mengacu pada data harga Brent Juni 2017 sebesar US$47,55 per barel atau turun 7,4 persen dibanding posisi bulan sebelumnya, yakni US$51,39 per barel.

Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) pada Juni 2017 tercatat turun 6,88 persen, yaitu dari US$48,54 pada Mei 2017 ke posisi US$45,20 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun, faktor pelemahan harga minyak terdiri dari tiga hal. Pertama, laporan Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan pasokan bensin (gasoline) di AS meningkat 4 juta barrel ke angka 241 juta barel.

Kedua, data pengeboran dari Baker Hughes menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas pengeboran di AS dari 941 pengeboran ke 974 rig.

Selain itu, pemeliharaan kilang-kilang di Jepang dan turunnya pertumbuhan permintaan minyak mentah Jepang yang membuat harga minyak dunia semakin melemah.
"Berdasarkan publikasi IEA, terdapat penurunan permintaan produk minyak mentah di Korea Selatan dan China," kata Jonan dikutip melalui siaran pers resmi dikutip Selasa (4/7).

Lebih lanjut ia menuturkan, penurunan tren ICP sudah terjadi dalam dua bulan terakhir. Penurunan pertama terjadi pada April lalu, di mana ICP menyentuh angka US$49,56 per barel. Kemudian, ICP turun lagi ke angka US$47,09 per barel pada bulan berikutnya.

Tren penurunan harga ICP ini membuat rata-rata harga ICP sepanjang semester I 2017 berada di angka US$48,84 per barel atau di bawah angka US$50 per barel.

Kondisi ini dipercaya akan membawa angin segar bagi sektor hilir migas karena nilai impor menjadi lebih kecil. Tak cuma itu, Biaya Pokok Penyediaan (BPP) pembangkit listrik juga diyakini lebih efisien. Namun demikian, kondisi ini tidak berdampak baik bagi aktivitas hulu migas.

"Di sisi lain, berpotensi menimbulkan lesunya minat investasi atau eksplorasi baru di kegiatan hulu migas," imbuhnya.

Oleh karenanya, seiring masih lesunya harga minyak mentah, pemerintah menahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar per 1 Juli 2017 hingga 30 September 2017 nanti.

Sehingga, harga BBM jenis premium dan solar masing-masing masih dipatok Rp6.450 per liter dan Rp5.150 per liter.

"Demikian juga untuk harga Liquefied Petroleum Gas (LPG/elpiji) 3 kilogram (kg), tidak ada kenaikan," tegas Jonan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER