Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan terus membaik meskipun perlahan. Sebelumnya, industri perbankan sempat ditekan oleh melesatnya NPL seiring perlambatan ekonomi dan anjloknya harga komoditas.
"NPL sedikit membaik, sampai dengan Mei 2017 sebesar 3,07 persen," tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Gedung Soemitro Djojohadikusumo, Selasa (4/7).
Pada periode yang sama tahun lalu, lanjut Muliaman, NPL perbankan tercatat 3,11 persen. Muliaman meyakini pada paruh kedua tahun ini NPL akan terus turun hingga bisa mencapai target di bawah 3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu terjadi seiring menggeliatnya perekonomian dan perbaikan permintaan kredit. Kendati demikian, penurunan NPL akan terjadi secara bertahap.
"NPL [semester II 2017] bisa di bawah 3 persen, penurunannya gradual banget, tidak terjadi penurunan yang drastis," jelasnya.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo mengungkapkan, rasio NPL perseroan kini masih berada di kisaran 3,9 persen.
"Menjelang akhir tahun kami coba dorong NPL mendekati 3,5 persen," ujar pria yang akrab disapa Tiko ini kepada
CNNIndonesia.com.
Adapun langkah untuk menekan NPL bank pelat merah ini salah satunya dilakukan dengan cara merestrukturisasi portofolio kredit. Selain itu, perusahaan juga fokus pada upaya penagihan atau
collection yang terkait dengan penjualan jaminan debitur.
"Tahun lalu kan [penjualan jaminan] agak susah karena ekonomi belum membaik, tahun ini kami optimistis untuk penjualan jaminan lebih banyak karena marketnya lebih bagus," jelasnya.
Senada dengan Tiko, Direktur Keuangan PT Bank Danamon Indonesia Tbk Vera Eve Lim mengungkapkan NPL perseroan dalam kondisi membaik. Jika memasukkan segmen mikro, maka memang NPL Bank Danamon masih di atas 3 persen. Namun, jika segmen mikro dikeluarkan, NPL Bank Danamon berada di kisaran 2 persen.
Hingga akhir tahun, Vera berharap NPL perseroan bisa di tekan di bawah 3 persen. Strategi yang akan dilakukan antara lain perseroan akan lebih fokus kepada penguatan penagihan alias
collection, terutama di sektor mikro.
"NPL mudah-mudahan terus membaik. Kalau kredit tumbuh NPL juga membaik," ujar Vera.
Wakil Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso menyatakan perusahaan tidak terlalu khawatir pada tekanan NPL tahun ini.
Pasalnya, perusahaan telah memiliki cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang cukup besar untuk mengantisipasi NPL. Saat ini, NPL BRI ada di kisaran 2 sampai 2,5 persen atau sesuai target perseroan.
"Pencadangan BRI itu sudah di atas 170 persen dari NPL. Mau NPL kaya apapun, berapapun, yang penting itu pencadangannya," ujar Sunarso.