Multifinance Cetak Pertumbuhan Bisnis di Semester I

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2017 13:10 WIB
Perusahaan pembiayaan (multifinance) tercatat masih mampu membukukan pertumbuhan bisnis ditengah penjualan mobil yang masih stagnan
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukan, penjualan mobil pada bulan Mei 2017 meningkat 4,54 persen menjadi 93.661 unit dari bulan April 2017 sebanyak 89.587 unit. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyaluran pembiayaan baru oleh perusahaan multifinance sepanjang paruh pertama semester I 2017 tercatat tumbuh jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Marketing PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, total pembiayaan baru yang dikeluarkan pada semester I 2017 sebesar Rp9,7 triliun, naik 1,04 persen dari sebelumnya Rp9,6 triliun. Semakin maraknya pengemudi taksi daring disebut secara tidak langsung menjadi salah satu pendorong dari kenaikan tersebut. Meski memang, MTF tidak melayani pinjaman secara langsung bagi konsumen yang menyatakan pengajuan kredit mobil untuk bisnis taksi daring.

"Secara tidak langsung iya, mungkin orang yang punya uang mereka beli mobil terus mereka menyewakan mobil itu sebagai taksi daring," ucap Harjanto kepada CNNIndonesia.com, dikutip Jumat (7/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harjanto mengaku, pertumbuhan pembiayaan tersebut terbilang tipis atau hampir stagnan. Hal ini menurut dia, disebabkan oleh penjualan mobil yang masih stagnan atau belum ada kenaikan yang tinggi.

"Kami tetap bisa jaga pertumbuhan ditengah penjualan mobil yang masih belum signfikan," terang Harjanto.


Disisi lain, menurut dia, rasio kredit bermasalah (Non Performing Financing/NPF) gross perseroan tercatat turun menjadi 1,1 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,3 persen.

"Untuk NPF net (semester I) di 0,85 persen. Posisi ini sudah bagus. Kami pertahankan saja hingga akhir tahun jangan lewat dari itu, lalu untuk gross jangan lebih dari 1,2 persen," paparnya.

Hingga akhir tahun ini, perusahaan memang tidak agresif dalam menargetkan kenaikan pembiayaan baru. Manajemen pun hanya menargetkan pembiayaan baru pada tahun ini sebesar Rp20 triliun.

"Naik tipis memang, tahun lalu Rp18,6 triliun. Ini untuk jaga-jaga kondisi otomotif yang agak stagnan," sambung dia.

Sementara itu, CEO PT Astra Credit Companies (ACC) Jodjana Jody mengatakan, total pembiayaan hingga akhir Juni mampu tumbuh hingga 10 persen menjadi Rp14,3 triliun dari posisi semester I tahun lalu.

Menurutnya, kenaikan ini ditopang oleh penjualan mobil jenis low cost green car (LCGC) dan segmen Low Multi Purpose Vehicle (Low MPV) untuk beberapa merek, seperti Toyota dan Daihatsu.

Meski kenaikan pembiayaan yang dialami oleh ACC lebih tinggi dari MTF, tetapi perusahaan tidak menargetkan kenaikan penyaluran pembiayaan pada tahun ini. Tak jauh beda dengan MTF, Jodjana melihat kondisi industri otomotif yang memang masih stagnan.

"Otomotif proyeksinya agak stagnan, kami tidak targetkan tumbuh. Jadi masih di Rp27,5 triliun seperti akhir tahun saja," papar Jodjana.

Namun, tingkat NPF untuk ACC sendiri naik tipis menjadi 0,8 persen dari akhir tahun lalu yang berada di level 0,7 persen. Untuk itu, ia berharap NPF pada akhir tahun ini dapat ditekan dan kembali di level 0,7 persen.

"Jadi kami jaga saja mengingat ekonomi yang belum membaik daya belinya dan juga tantangan bisnis otomomtif yang masih lambat selama tiga tahun terakhir," tutur Jodjana.

Adapun, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno berharap, pembiayaan perusahaan multifinance dapat tumbuh 6-7 persen pada semester I tahun ini. Ditengah daya beli yang terbilang rendah, ia menyebut, kenaikan penyaluran pembiayaan dapat ditopang dari pembiayaan modal kerja yang dilakukan oleh korporasi.

"Dunia usaha bagaimana pun tetap memerlukan pembayaran modal untuk gaji karyawan, jadi tetap bisa tumbuh," kata Suwandi.

Daya beli yang masih rendah menurut Suwandi, tercermin dari penjualan mobil yang belum bergerak naik signfikan. Namun begitu, ia tak dapat menjabarkan detil terkait angka penyaluran pembiayaan perusahaan multifinance sepanjang semester I tahun ini.

"Ada pembiayaan multiguna, modal kerja, data belum keluar. Ya diharapkan naik 6-7 persen," pungkas dia.

Suwandi pun mengaku tidak melihat dampak maraknya pengemudi taksi daring terhadap penjualan mobil secara industri. "April-Mei memang naik sedikit, jadi kan itu sebagai refleksi," imbuhnya.


Sekadar informasi, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukan, penjualan mobil pada bulan Mei 2017 meningkat 4,54 persen menjadi 93.661 unit dari bulan April 2017 sebanyak 89.587 unit.

Bila dilihat secara akumulasi sejak awal tahun, penjualan tertinggi terjadi pada bulan Maret, yakni 102.336 unit. Sedangkan penjualan terendah terjadi pada Januari 2017 sebanyak 86.324 unit.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER