Pemerintah Ingin Jepang Tanam Duit di Empat Kawasan Industri

CNN Indonesia
Senin, 10 Jul 2017 10:25 WIB
Pemerintah berharap, Jepang bisa menanamkan modalnya di pengolahan mineral logam, pembangkit listrik, gasifikasi batu bara, petrokimia, dan kaca.
Pemerintah berharap, Jepang bisa menanamkan modalnya di pengolahan mineral logam, pembangkit listrik, gasifikasi batu bara, petrokimia, dan kaca. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian berharap Jepang mau menanamkan investasinya di empat kawasan industri yang terbilang paling siap. Pasalnya, Kemenperin berharap bisa menjaring investasi berskala jumbo dari negara Sakura tersebut.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap, Jepang bisa menanamkan modalnya di sektor pengolahan mineral logam, pembangkit listrik, gasifikasi batu bara, petrokimia, dan kaca. Ia menganggap, empat kawasan industri yang dimaksud sangat tepat untuk sektor-sektor tersebut.

Kawasan industri yang pertama adalah kawasan industri Dumai di Riau yang bisa menjadi pusat industri gasifikasi batu bara dan oleochemical. Pasalnya, di sana telah dilengkapi pembangkit listrik dengan kapasitas 50 Megawatt (MW), terminal minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), dan pengolahan limbah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ia juga menawarkan Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik yang didorong untuk investasi industri berat (heavy industry) dan permesinan karena ditopang oleh pelabuhan dan area residensial.

"Kawasan Industri JIIPE di Gresik dengan total area seluas 2.933 hektare (ha) serta didukung pembangkit listrik sebesar 23 MW dan 500 MW," ujar Airlangga dari siaran pers dikutip Senin (10/7).

Ia melanjutkan, perusahaan Jepang juga diharapkan mau berinvestasi di kawasan industri Bontang di Kalimantan Timur mengingat peruntukkannya fokus untuk pengembangan industri gasifikasi batu bara. Dengan area seluas 265,6 ha, saat ini sedang dibangun industri jasa minyak dan gas di kawasan tersebut.

Yang terakhir, pemerintah akan menawarkan investasi di kawasan industri Kendal di Jawa Tengah seluas 2.700 ha yang lokasinya berdekatan dengan pelabuhan Semarang. Adapun, lokasi ini rencananya akan menjadi pusat industri furnitur, makanan dan minuman, serta garmen.

"Dengan upah buruh yang kompetitif, maka kawasan industri Kendal akan memiliki keunggulan dibanding kawasan lain," lanjut dia.

Airlangga bilang, investasi asal Jepang perlu ditambah demi memperkuat rantai pasok bagi industri di dalam negeri. Sehingga, industri hilir di Indonesia tak perlu kelimpungan cari bahan baku.

Ia optimistis investasi di sektor tersebut akan mengalir karena pemerintah telah melakukan paket deregulasi dan berencana menurunkan harga gas industri. Namun, ia tak mau berpangku tangan dan menunggu penanaman modal ini mengalir dengan sendirinya.

Baru-baru ini, ia sendiri telah merampungkan lawatan ke Jepang demi menjaring investasi tambahan dari Japan External Trade Organization (JETRO) dan Sojitz Corporation.

"Kemarin, kami bertemu dengan Presiden Jetro dan juga jajaran direksi Sojitz Corporation. Kami mengajak mereka agar terus meningkatkan investasinya di Indonesia. Kami sampaikan, di Indonesia sangat potensial sekali bagi pasar dan bisnis mereka saat ini," pungkas Airlangga.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi Jepang ke Indonesia tercatat US$5,4 miliar atau naik 86,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya US$2,9 miliar.

Adapun dalam kurun waktu enam tahun terakhir, total investasi Jepang di Indonesia mencapai US$19,7 miliar dengan jumlah perusahaan Jepang di Indonesia mencapai lebih dari 1.750 perusahaan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER