Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai baik keputusan pemerintah memangkas target pertumbuhan investasi menjadi 5,4 persen, dari semula 6,0 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (R-APBNP) 2017.
"Itu bagus, tidak ada satu pun indikator ekonomi kita yang tidak bagus," ucap Luhut usai rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Senin (10/7).
Ia menjelaskan, sekalipun pemerintah memangkas target pertumbuhan, namun proyeksi tersebut dirasa sudah mencerminkan sebagai bidikan yang realistis dan tak mengurangi optimisme pemerintah dalam menjangkau investasi, khususnya dari asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, dari sisi investasi, Indonesia sudah mengantongi sentimen positif dari perbaikan
rating kelayakan investasi yang didapat dari tiga lembaga pemeringkat, yaitu Standard and Poor's (S&P), Moody's, dan Fitch Ratings.
Adapun dengan kelayakan investasi tersebut, Luhut meyakini bahwa suntikan dana dari luar negeri tetap akan deras ke Tanah Air dan memenuhi target pertumbuhan investasi yang pemerintah tuangkan dalam R-APBNP 2017.
"Artinya, pertama, tingkat investasi di sini aman. Kedua, suku bunga jadi turun, dari 11 persen menjadi 9 persen. Orang kalau lihat seperti itu, maka pada datang, misalnya Jepang datang," terang Luhut.
Selain itu, sambung Luhut, seharusnya pola pandang pertumbuhan investasi tak hanya terpaku pada proyeksi target yang hendak dibidik pemerintah ke depan. Namun, juga melihat bagaimana realisasinya di saat ini, yang menurutnya, memang sudah membuahkan hasil.
Ia mengisahkan, salah satunya ialah keberhasilan Indonesia menjadi produsen nikel ore dengan skala produksi besar karena berhasil mendapat suntikan investasi dari China beberapa waktu lalu.
"Indonesia sudah jadi memproduksi nike ore sampai kepada
stainless steel di Morowali, investasi hampir US$10 miliar. Ini tidak pakai ribut-ribut langsung kami kerjakan, ada 30 ribu tenaga kerja nantinya, asingnya mungkin ada beberapa ratus orang," jelas Luhut.
Oleh karena itu, pemerintah disebutnya tetap optimistis untuk menggapai perubahan target pertumbuhan investasi dan seluruh target asumsi makro ekonomi lainnya yang telah dituangkan dalam R-APBNP 2017.
Sebagai informasi, dalam R-APBNP 2017, pemerintah mengubah seluruh target indikator pertumbuhan ekonomi, yaitu konsumsi rumah tangga dari 5,0 persen menjadi 5,1 persen, konsumsi pemerintah dari 4,8 persen menjadi 4,6 persen, ekspor dari 0,1 persen menjadi 4,8 persen, dan impor dari 0,2 persen menjadi 3,9 persen.
Pertumbuhan indikator-indikator ini diubah lantaran pemerintah mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang diramal bisa mencapai 5,2 persen di tahun ini atau meningkat tipis dari proyeksi awal dalam APBN 2017 sebesar 5,1 persen.
(gir)