Pemerintah Revisi Naik Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5,2 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2017 08:51 WIB
Revisi naik prediksi pertumbuhan ekonomi dilakukan pemerintah lantaran keyakinan bahwa perekonomian global dan domestik mulai pulih tahun ini.
Revisi naik prediksi pertumbuhan ekonomi dilakukan pemerintah lantaran keyakinan bahwa perekonomian global dan domestik mulai pulih tahun ini. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah kembali mengubah target pertumbuhan ekonomi di tahun ini menjadi 5,2 persen yang dituangkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (R-APBNP) 2017 dari sebelumnya sebesar 5,1 persen di APBN 2017.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, dari sisi global, pemulihan ekonomi terlihat dari membaiknya pertumbuhan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS), negara-negara di kawasan Uni Eropa, Jepang, China, Thailand, dan Malaysia.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017 mereka lebih baik dibandingkan kuartal I 2016. Meski tidak berarti semuanya sudah membaik karena Korea Selatan, Filipina, India, malah sedikit lebih rendah," ucap Darmin saat rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Kamis (6/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, Darmin bilang, IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global bisa meningkat dari 3,4 persen menjadi 3,5 persen dengan volume perdagangan yang juga meningkat dari 3,7 persen menjadi 3,8 persen.

Adapun peningkatan volume perdagangan tersebut, sambung Darmin, menjadi satu pertanda bahwa ekonomi Indonesia juga akan bergerak baik. Pasalnya, ada indikasi bahwa ekspor akan lebih meningkat dibandingkan saat ini, yang sebetulnya, sudah menggeliat sejak awal tahun.

Nilai ekspor per Januari-April 2017 telah mencapai US$48 miliar, meningkat dibandingkan realisasi ekspor periode yang sama tahun lalu sekitar US$41 miliar.

"Tadinya kita pincang karena ekspor-impor negatif sekian tahun terakhir. Tapi di kuartal I, semuanya mulai positif," tutur Darmin.

Dengan pertimbangan tersebut, Darmin mengatakan bahwa pemerintah optimistis mengerek target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,2 persen. Adapun dari segi indikator, menurutnya, hampir semua indikator akan meningkat kontribusinya kepada pertumbuhan.

Pemerintah Revisi Naik Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5,2 Persen(CNN Indonesia/Asfahan Yahsyi)
Konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang utama ekonomi diramal lebih baik. Hal ini didorong dengan peningkatan penghasilan masyarakat karena harga komoditas yang meningkat dan roda industri kian kencang berputar.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) diprediksi mencapai 5,1 persen di R-APBNP 2017 dari sebelumnya 5,0 persen. Sedangkan sampai kuartal I 2017, pertumbuhan indikator ini baru mencapai 4,93 persen.

Lalu, indikator ekspor diperkirakan menggeliat dengan pertumbuhan mencapai 4,8 persen dari sebelumnya hanya 0,1 persen dan impor diramal bisa tumbuh hingga 3,9 persen dari sebelumnya 0,2 persen. Sehingga hasilnya, dari sisi perdagangan menorehkan surplus.

Kendati begitu, Darmin memproyeksikan bahwa pertumbuhan indikator konsumsi pemerintah justru terpaksa melambat, yaitu hanya sekitar 4,6 persen sampai akhir tahun, dibandingkan proyeksi awal tahun yang diharapkan mampu tumbuh 4,8 persen.

"Sebenarnya konsumsi pemerintah kami perkirakan sedikit membaik tapi masih di bawah target APBN," kata Darmin.

Menurutnya, hal ini lantaran pemerintah melakukan penghematan sekitar Rp16 triliun dari seluruh pos anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) di R-APBNP 2017. Pemangkasan anggaran dilakukan untuk menyeimbangkan kebutuhan anggaran yang membengkak untuk anggaran subsidi energi mencapai Rp25,8 triliun.

Investasi

Terakhir, indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau realisasi investasi, diperkirakan juga terpaksa mengalami perlambatan, yaitu hanya tumbuh 5,4 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya mencapai 6,0 persen.

Pasalnya, sekalipun telah mendapat rating layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat, yaitu Standard and Poor's (S&P), Moody's, dan Fitch. Namun, aliran investasi tak semata-mata akan banjir di tahun ini, begitu juga dengan realisasi investasinya.

"Pertumbuhan investasi yang tinggi membutuhkan dukungan komponen lain, baik dari pemerintah maupun swasta. Selain itu, butuh juga komitmen investasi asing, domestik, kebijakan, dan kondisi ekonomi dari negara maju dan berkembang," jelas Darmin.

Bersamaan dengan perubahan target pertumbuhan ekonomi, dalam penyampaian asumsi makro ekonomi dalam R-APBNP 2017 kepada Banggar DPR, pemerintah juga mengubah beberapa indikator asumsi makro lainnya, yaitu inflasi sebesar 4,3 persen dari semula 4,0 persen di APBN 2017.

Lalu, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan sebesar 5,2 persen dari sebelumnya 5,5 persen, nilai tukar atau kurs rupiah sebesar Rp13.400 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.300 per dolar AS, dan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Palm Oils/ICP) sebesar US$50 per barel dari sebelumnya US$45 per barel.

Sedangkan untuk lifting minyak dan gas bumi tak mengalami perubahan target, yaitu masing-masing sebesar 815 ribu barel per hari (bph) dan 1.15 juta barel setara minyak per hari.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER