Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarana Multigriya Infrastruktur (Persero) berencana meningkatkan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD). Hal ini dimaksudkan untuk pemerataan penyaluran KPR di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, bank daerah adalah penyalur KPR yang efektif di luar Jawa karena memegang sebagian besar lembaga penyalur Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat ini, terdapat 22 bank daerah yang menyalurkan FLPP atau lebih banyak ketimbang bank umum yang berjumlah tujuh bank.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, saat ini, permintaan KPR melalui bank daerah masih kecil karena sebagian besar masyarakat memiliki preferensi untuk meminjam dari bank pemerintah.
Menurut data Bank Indonesia, sebanyak 56 persen dari KPR masih dikuasai oleh bank pemerintah, sementara BPD hanya berkontribusi sebanyak 6 persen saja.
Oleh karenanya, SMF berencana untuk menggiatkan penyaluran pembiayaan melalui bank daerah karena mampu menjangkau masyarakat yang lebih luas di pelosok daerah.
"SMF tentu akan fokus kepada bank daerah. Ini membutuhkan upaya yang cukup intens. Tentu butuh proses," ujar Ananta di kantornya, Jumat (14/7).
Meski demikian, perusahaan mengaku belum memiliki target khusus terkait angka penyaluran KPR melalui bank daerah hingga akhir tahun ini. Yang pasti, porsinya terhadap total realisasi pembiayaan akhir tahun harus lebih besar dibandingkan pencapaian tengah tahun.
Sekadar informasi, hingga semester I 2017, penyaluran pembiayaan SMF melalui bank daerah tercatat Rp250 miliar atau 5,88 persen dibandingkan total realisasi pembiayaan perseroan sebesar Rp4,25 triliun pada enam bulan pertama tahun ini.
Angka ini meningkat dibandingkan semester I 2016 yang mencapai Rp169,69 miliar atau 4,05 persen dari total penyaluran pembiayaan sebesar Rp4,19 triliun.
"Kami inginnya di akhir tahun bisa sebanyak-banyaknya (bisa menyalurkan ke BPD). Tapi ini pekerjaan yang intens, pekerjaan rumah yang besar sekali," imbuh Ananta.
Direktur Pembiayaan dan Sekuritisasi SMF Heliantopo mengatakan, perusahaan sudah melakukan diskusi dengan Kementerian PUPR dan Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) terkait Standar Operasional dan Prosedur (SOP) pelaksanaan KPR untuk BPD, agar bank daerah mau menyalurkan KPR dalam jumlah besar.
"Kami bahkan juga sudah melakukan pelatihan kepada BPR agar penyaluran kredit bisa lebih merata," terang dia.
Berdasarkan data perseroan, realisasi pembiayaan per semester I disalurkan kepada 672.019 debitur. Adapun, jumlah debitur di Indonesia timur dan Indonesia tengah tercatat sebesar 2.308 nasabah dan 73.423 nasabah. Jika digabung, angka itu mengambil porsi 11,26 persen dari total debitur SMF.
Saat ini, SMF sudah bekerja sama dengan 26 BPD, namun hanya 11 BPD yang tercatat menyalurkan KPR sepanjang semester I 2017.
Di antara seluruh bank daerah tersebut, perusahaan menyebut Bank Kalsel sebagai penyalur terbesar dengan nilai Rp48 miliar atau 19, 2 persen dari total penyaluran SMF ke BPD sebanyak Rp250 miliar di periode tersebut.