PT PP Prediksi Untung Rp625 Miliar di Semester I Tahun Ini

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 17 Jul 2017 15:26 WIB
Perkiraan laba bersih PT PP (Persero) Tbk tersebut naik 52 persen dari capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp410 miliar.
Perkiraan laba bersih PT PP (Persero) Tbk tersebut naik 52 persen dari capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp410 miliar. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan konstruksi pelat merah, PT PP (Persero) Tbk, memperkirakan dapat meraup laba bersih hingga Rp625 miliar sepanjang semester I 2017, naik 52 persen dari capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp410 miliar.

Direktur Utama PT PP Tumiyana mengatakan, perseroan memprognosakan pada semester I 2017 dapat meraih pendapatan usaha sebesar Rp8,1 triliun atau tumbuh 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp6,4 triliun.

“Dengan pendapatan usaha sebesar Rp8,1 triliun, Perseroan memprediksi dapat meraup laba bersih sebesar Rp625 miliar di semester I ini atau tumbuh 52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp410 miliar,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, PT PP mampu membukukan kontrak baru sebesar Rp20,2 triliun sampai dengan akhir Juni 2017 atau semester I 2017. Pencapaian tersebut mencerminkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 43 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,1 triliun.

“Semester I 2017 ini, perseroan mencapai kontrak baru sebesar 49,7 persen dari total target yang ditetapkan oleh Perseroan sepanjang tahun ini, yaitu sebesar Rp40,6 triliun,” jelasnya.

Pencapaian kontrak baru sebesar Rp20,2 triliun tersebut terdiri dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp17,8 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp2,4 triliun.
Beberapa proyek yang diraih perseroan selama bulan Juni, antara lain: pembangunan Marine Facilities dan Tangki Penyimpanan Minyak Mentah 3x200.000 m3 di Bantaeng Sulawesi Selatan sebesar Rp2,3 triliun, Jalan Tol Ruas BakauheniTerbanggi Besar Paket 1 Bakauheni-Sidomulyo (lanjutan) Rp1,1 triliun, Depok Stater City Rp1 triliun, Runway 3 Bandara Soekarno Hatta (Taxiway) Rp658 miliar.

Kemudian pembangunan Bendungan Lolak Paket II Rp447 miliar, CSTS Tangguh Rp390 miliar, Universitas Negeri Surabaya Rp165 miliar, Jalur Kereta Api Bandar Tinggi Kuala Tanjung Rp163 miliar, Universitas Tanjung Pura Kalimantan Barat Rp159 miliar, dan sebagainya.

Komposisi kepemilikan (owner) perolehan kontrak baru Perseroan sd bulan Juni 2017 berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 62,5 persen, swasta 26,3 persen dan pemerintah 11,2 persen. Sedangkan untuk jenis atau tipe pekerjaan, yaitu Gedung sebesar 32 persen, EPC 36 persen, Jalan Jembatan 19 persen dan Bangunan Air 14 persen.

“Dengan mengantongi kontrak baru sd Juni 2017 sebesar Rp20,2 triliun, manajemen perseroan masih optimistis target kontrak baru 2017 sebesar Rp40,6 triliun ini dapat terlampaui di akhir tahun ini”, lanjut Tumiyana.

Progres IPO Anak Usaha

Untuk meningkatkan kinerja perseroan di tahun 2017, saat ini perseroan sedang mempersiapkan tiga anak usahanya untuk melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum saham atau initial public offering (IPO).

Anak usaha perseroan yang dijadwalkan akan melaksanakan IPO pada tahun ini, yaitu PT PP Presisi, PT PP Urban dan PT PP Energi. Anak usaha perseroan yang dipersiapkan untuk melaksanakan IPO terlebih dahulu, yaitu PT PP Presisi.

PT PP Presisi yang semula bernama PT PP Peralatan merupakan anak usaha Perseroan yang bergerak di bidang pekerjaan sipil atau civil work, ready mix, formwork, foundation, erector dan rental. PP Presisi ditargetkan dapat segera melantai di Bursa Efek Indonesia pada bulan Oktober 2017.

Saat ini, PP Presisi tengah melaksanakan tender pengadaan jasa Lembaga/Profesi Penunjang Pasar Modal untuk mendukung kegiatan IPO tersebut. Proses penunjukan Lembaga/Prosesi Penunjang tersebut diharapkan dapat selesai pada minggu ketiga bulan Juli ini sehingga proses pernyataan pendaftaran IPO ke Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia dapat segera dilakukan.

Seiring dengan berjalannya proses IPO PP Presisi, perseroan juga akan melaksanakan proses IPO PT PP Urban dan PT PP Energi agar dapat melantai di bursa pada Kuartal IV 2017.

Analis Mandiri Sekuritas Hadiansyah mengatakan, sejak September 16, indeks konstruksi (di mana emiten berkapitalisasi pasar besarnya terdiri dari salah satunya PT PP) masih 28 persen di bawah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sementara valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) dari 18,8x menjadi 12,9x.

“Hal itu, lanjutnya, terjadi meskipun pertumbuhan total kontrak baru (order book) diprediksi masih tumbuh menjadi Rp393 triliun pada 2017, dari Rp290 triliun pada 2016. Sementara total laba diprediksi menjadi Rp5,5 triliun dari Rp4 triliun di 2016,” jelasnya (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER