Menko Darmin Ingin Tarif Listrik Bisa Diprediksi 15 Tahun

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2017 14:05 WIB
Menurutnya, tarif jika listrik Indonesia tidak mengalami fluktuasi tinggi dalam tahun ke tahun, maka investor bisa menimbang investasi.
Menurutnya, tarif jika listrik Indonesia tidak mengalami fluktuasi tinggi dalam tahun ke tahun, maka investor bisa menimbang investasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap harga listrik sudah bisa ditebak dalam jangka waktu 10 hingga 15 tahun mendatang. Sebab, tarif listrik yang stabil bisa membuat hitung-hitungan investasi sektor riil di masa depan menjadi lebih pasti.

Darmin mengatakan, tarif setrum yang stabil diperlukan karena ini cadangan daya listrik yang dimiliki Indonesia diperkirakan terus meningkat. Adapun, penambahan daya listrik itu seharusnya bisa diserap oleh sektor riil agar berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurut data PT PLN (Persero), cadangan daya listrik Indonesia di tahun 2019 bisa mencapai 32 persen hingga 94 persen dari perkiraan beban puncaknya. Angka ini membaik dibandingkan posisi 2016 di mana cadangan daya ketenagalistrikan bisa mencapai 3 persen dari beban puncaknya.

"Jika listrik Indonesia tidak ikut fluktuasi harga tahun ke tahun, maka investor ada predictability. Diperkirakan 10 hingga 15 tahun mendatang mereka lebih mudah melakukan perencanaan," kata Darmin, Jumat (21/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karenanya, ia meminta PLN untuk menyusun kontrak jangka panjang bagi bahan baku pembangkit khususnya batu bara dan gas. Jika kontrak dilakukan secara jangka panjang, maka harga kedua bahan baku itu tidak perlu terpengaruh pergerakan harga internasional.

Terlebih, dua bahan bakar itu akan mengambil porsi terbesar dari bauran energi (energy mix) dengan angka 77,1 persen dari total konsumsi bahan bakar pembangkit di tahun 2026 mendatang.

"Saya tahu, peraturan harganya kan harga pasar, itu tidak apa-apa. Tapi ini untuk kontrak jangka panjang," tambahnya.

Melengkapi ucapan Darmin, Direktur Perencanaan Korporat Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa cadangan daya di masa depan memang semakin membuncah. Sehingga, hal penting setelah membangun infrastruktur ketenagalistrikan adalah mencari permintaannya.

Adapun menurutnya, daerah yang memiliki potensi cadangan daya membludak dengan prospek industri baik adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Tahun 2019, luar biasa reserve margin rencananya akan sangat tinggi. Ketika reserve margin tinggi, tinggal bagaimana mendorong demand. Sehinga pasokan bisa terjual dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ungkap Nicke.

Sekadar informasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sektor riol tahun 2016 sebesar Rp612,8 triliun. Angka ini tercatat meningkat 12,3 persen dibanding posisi tahun sebelumnya sebesar Rp545,4 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER