Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan listrik, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) bekerja sama dengan Masdar sebuah perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk kemitraan proyek energi terbarukan di Indonesia. Masdar merupakan anak perusahaan dari Mubadala Investment Company, perusahaan investasi global yang berbasis di Abu Dhabi.
Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno kerja sama tersebut merupakan serangkaian kerja sama lanjutan dengan perusahaan operator pelabuhan Dubai Port yang telah terjalin sejak tahun lalu.
Rini mengatakan, dengan adanya perjanjian ini, maka anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tersebut akan bekerja sama dengan Masdar dalam mengidentifikasi peluang untuk membantu memenuhi kebutuhan energi Indonesia yang ditargetkan mencapai 23 persen penggunaan energi terbarukan pada tahun 2025 dan 31 persen pada tahun 2050.
Salah satu proyek riil nya yakni membangun pembangkit listrik bertenaga surya menggunakan media solar panel di Waduk Citara, Cianjur Jawa Barat dengan nilai investasi diperkirakan mencapai US$300 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka mau investasi solar panel di waduk Citara dengan kapasitas 200 megawatt (MW). Ini pertama solar cell di atas air. Jadi kan biasanya di darat, kita coba deh, kalau di darat kan sayang karena kita punya lahan kan sangat produktif, akhirnya kita coba di air," kata Rini, Kamis (20/7).
Rini mengatakan kedua perusahaan yakni PJB dan Masdar memang memiliki fokus dalam mengembangkan energi terbarukan. Saat ini, PT PJB mengelola lebih dari 12 GW pembangkit listrik, mulai pembangkit listrik tenaga batu bara, gas alam, maupun tenaga air.
PT PJB akan melakukan diversifikasi usaha ke pasar energi bersih untuk memenuhi target campuran energi terbarukan di Indonesia dan juga berkontribusi pada upaya mengurangi emisi karbon global.
Selama satu dekade terakhir, Masdar telah berinvestasi dalam berbagai proyek energi terbarukan dengan total nilai gabungan sebesar US$8,5 miliar dimana total investasi Masdar pada proyek-proyek tersebut mencapai US$2,7 miliar.
Proyek-proyek energi terbarukan tersebut tersebar di berbagai wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, Inggris, Spanyol, Seychelles dan Kepulauan Pasifik.
"Mereka memang sangat progresif di energi terbarukan terutama di solar panel. Mereka punya teknologi dan harga yang kompetitif, jadi kalau ini sukses kita bisa lakukan di tempat-tempat lain," ujarnya.
(gir)