PLN Siapkan Gas Jambaran-Tiung Biru Pasok Pembangkit Semarang

CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2017 15:05 WIB
Pasokan tersebut sebagai pengganti aliran gas dari lapangan Kepodang yang dikelola Petronas Carigali Sdn Bhd, yang baru-baru ini mengumumkan kondisi kahar.
Pasokan tersebut sebagai pengganti aliran gas dari lapangan Kepodang yang dikelola Petronas Carigali Sdn Bhd, yang baru-baru ini mengumumkan kondisi kahar. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) ancang-ancang mempersiapkan pasokan gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru di blok Cepu sebagai pemasok baru Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok, Semarang.

Pasokan tersebut dianggap sebagai pengganti aliran gas dari lapangan Kepodang yang dikelola Petronas Carigali Sdn Bhd yang baru-baru ini mengumumkan kondisi kahar (force majeure)

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, pasokan baru dari lapangan Jambaran-Tiung Biru diperkirakan bisa mengaliri PLTGU Tambak Lorok mulai tahun 2021 atau 2022 mendatang. Nantinya, pasokan dari lapangan Jambaran-Tiung Biru ini akan dikombinasikan dengan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai antisipasi Kepodang, kami siapkan gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru. Karena nanti gasnya bisa dikirim lewat pipa Gresik-Cepu-Semarang," kata Iwan, Jumat (21/7).

Ia melanjutkan, antisipasi atas gas dari lapangan Kepodang harus segera dilakukan karena cadangannya habis lebih cepat dari perkiraan. Adapun menurut Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG), lapangan Kepodang direncanakan memasok PLTGU Tambak Lorok hingga 2026. Namun, cadangan Kepodang malah diperkirakan habis di tahun 2018.

"Kami dapat infonya itu cadangannya decline, lebih cepat dari perkiraan," tuturnya.

Meski demikian, pasokan gas dari Jambaran-Tiung Biru ini bukan berarti tidak ada hambatan. Menurutnya, saat ini PLN masih keberatan dengan harga yang ditawarkan PT Pertamina (Persero) selaku operator Jambaran-Tiung Biru karena terlalu mahal. Itu pun bukan tanpa alasan, mengingat kandungan Hidrogen Sulfida (H2S) di lapangan itu mencapai 34 persen.

Menurutnya, PLN saat ini masih negosiasi ihwal harga gas dengan Pertamina. Tapi, berdasarkan pertemuan yang dilakukan pada pekan ini, Pertamina masih berupaya untuk menurunkan harga jual gasnya agar bisa diserap oleh PLN. Adapun sebelumnya, PLN sempat meminta harga gas Jambaran-Tiung Biru maksimal dipatok US$7 per MMBTU.

"Memang masih ada kendala di harga, tapi sudah ada niat baik dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Setahu kami, pada saat kemarin rapat, Pertamina mengupayakan menurunkan harga," tutur Iwan.

Ia mengatakan, jika harga gas asal Jambaran-Tiung Biru masih mahal, PLN kemungkinan hanya akan menyerap gas yang sedikit. Tapi, perusahaan tetap mengupayakan membeli gas dari lapangan tersebut karena gasnya bisa dipasok untuk pembangkit lain, yaitu PLTGU Jawa-Bali 3 dengan kapasitas 500 Megawatt (MW)

"Makin tinggi harganya, volume yang diserap oleh kami pun semakin rendah," pungkasnya.

Sebagai informasi, lapangan Kepodang memasok PLTGU Tambak Lorok dengan besaran 116 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan menghasilkan listrik berkapasitas sebanyak 880 MW.

Namun, beberapa waktu lalu, Petronas mengumumkan kondisi kahar tidak bisa memasok gas Kepodang sesuai PJBG karena cadangannya diperkirakan habis. Bahkan, realisasi pengiriman gas Kepodang ke PLN sepanjang semester I tercatat 70 MMSCFD atau 43,75 persen dari komitmen PJBG.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER