Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengakui, sistem transportasi Indonesia tertinggal dibanding negara-negara sahabat. Jokowi pun menginstruksikan seluruh menteri terkait berpikir cepat agar Indonesia tak semakin tertinggal.
"Kita baru bicara masalah kereta cepat tapi negara lain sudah bicara
hyperloop. Oleh sebab itu, kita jangan kehilangan momentum," ujar Jokowi di Kantor Presiden, Selasa (25/7).
Jokowi menuturkan, pembangunan transportasi masal di perkotaan dan antarkota harus dipercepat, mulai dari pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya hingga pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT).
Menurut dia, pembangunan proyek-proyek transportasi tersebut pun telah dibahas dalam beberapa kali rapat terbatas. Jokowi pun kembali meminta penjelasan terkait perkembangan terbaru proyek-proyek tersebut kepada menteri dan menteri koordinator. Jokowi juga meminta para menterinya menyampaikan hambatan dan masalah yamh dihadapi di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih terkendala pembebasan lahan. Kawasan Halim yang akan dilewati kereta ini masih di bawah pengelolaan TNI AU dan PT Angkasa Pura II Persero.
Selain itu, beberapa lahan juga bersinggungan dengan perumahan warga dan ruas jalan tol milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Groundbreaking proyek yang dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini dilakukan Jokowi 21 Juni 2016. Guna merampungkan proyek ini, KCIC mengantongi komitmen pinjaman dari China Development Bank US$4,5 miliar.
(agi/agi)