Jokowi Utamakan Jepang Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

CNN Indonesia
Rabu, 26 Jul 2017 18:59 WIB
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan dengan delegasi Japan International Cooperation Agency di Istana Negara.
Saat ini, kajian kereta cepat Jakarta-Surabaya masih dikerjakan JICA dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). (REUTERS/Rivan Awal Lingga/Antara Foto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo akan memprioritaskan Jepang untuk menggarap kereta cepat Jakarta-Surabaya yang saat ini kajiannya tengah dilaksanakan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang mendampingi Jokowi dalam bertemu delegasi JICA di kompleks istana kepresidenan pagi ini.

"Tadi Presiden sudah oke, preferensinya Jepang," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang mendampingi Jokowi dalam bertemu delegasi JICA di kompleks Istana Negara, Rabu (26/7)

Tak hanya kereta cepat, pertemuan itu pun membicarakan dua proyek lain yang dikerjakan bersama, yaitu Pelabuhan Patimban dan Mass Rapid Transportation (MRT) fase Timur ke Barat. Jokowi pun meminta proses ketiga proyek tersebut dipercepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi ditambahkan juga mengenai tol Trans Sumatera. Tapi untuk tol Trans Sumatera kan perlu jaminan pemerintah, tadi Menteri Keuangan sudah jawab oke. Mungkin nanti ruas yang ditawarkan adalah Padang-Pekanbaru sepanjang 240 kilometer (km)," katanya.
Melengkapi ucapan Basuki, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Jepang memiliki hak penawar terbaik (right-to-match) di dalam lelang kereta cepat karena berperan serta di dalam kajian studi kelayakan kereta cepat.

Adapun saat ini, kajian kereta cepat Jakarta-Surabaya masih dikerjakan JICA dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Rencananya, kajian ini akan selesai pada bulan Agustus mendatang.
Namun, ada kemungkinan hasil kajian ikut berubah setelah Jepang mempertimbangkan desain jalur rel yang baru. Selain itu, Jepang juga menakar penggunaan tenaga diesel atau listrik demi menghidupkan kereta tersebut.

"Ini lagi dihitung oleh mereka, apa pakai electric atau diesel. Mungkin bulan depan sudah bisa terlihat," jelas Luhut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER