Sri Mulyani: Pemerintah Kaji Serap Lebih Banyak Tenaga Kerja

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jul 2017 07:15 WIB
Realisasi investasi pada semester pertama tahun ini tumbuh 12,49 persen (yoy), namun penyerapan tenaga kerja justru tercatat turun 20,89 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku pihaknya akan membedah realisasi investasi untuk melihat keterkaitannya dengan penyerapan tenaga kerja. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku, pemerintah akan terus mengkaji kebijakan dari berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna menyeimbangkan antara realisasi investasi dengan penyerapan tenaga kerja di Tanah Air.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per semester I 2017, investasi tumbuh sekitar 12,94 persen dibandingkan capaian investasi semester I 2016 sebesar Rp298,1 triliun. Tercatat, investasi selama Januari-Juni 2017 nilai investasi mencapai Rp336,7 triliun atau sekitar 49,6 persen dari target investasi tahun ini senilai Rp678,8 triliun.

Namun, realisasi pertumbuhan investasi tersebut justru berbanding terbalik dengan realisasi penyerapan tenaga kerja yang mengalami penurunan sekitar 20,89 persen pada semester I 2017. Pasalnya, selama enam bulan pertama di tahun ini, jumlah tenaga kerja yang terserap hanya 539.457 orang. Padahal, pada semester I 2016 jumlah tenaga kerja yang terserap mampu mencapai 681.909 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"K/L terkait harus melihat apakah kebijakan yang sudah dilakukan di bawah Menteri Perekonomian itu bisa mengatakan bahwa investasi maupun capital ke sektor aktivitas yang bisa menyerap tenaga kerja atau tidak. Tapi ini adalah sesuatu yang akan kami terus pantau," kata Sri Mulyani di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (26/7).
Selain mengkaji dan melakukan sinkronisasi dari berbagai K/L, Sri Mulyani menambahkan, pemerintah akan membedah lebih dalam realisasi investasi, baik yang berbentuk Penanaman Modal Asing (PMA), maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Kendati begitu, menurut analisa sementaranya, Sri Mulyani melihat wajar bila pertumbuhan investasi tak sebanding penyerapan tenaga kerja. Pasalnya, ada kecenderungan bahwa beberapa investasi mengalir ke sektor industri yang memang tak banyak membutuhkan tenaga kerja, sehingga hasil capaiannya tak sejalan.

"Nampaknya (investasi) cukup tinggi seperti ke industri kimia, itu kecenderungan penyerapan tenaga kerjanya lebih kecil dibandingkan manufaktur atau konstruksi,'' kata Sri Mulyani.
Ia pun menekankan, pertumbuhan investasi dan penyerapan tenaga kerja sangat penting untuk berjalan beriringan. Hal ini guna mewujudkan tujuan Kabinet Kerja, yakni mengentaskan kemiskinan, kesenjangan dan memberikan kesempatan kerja agar indeks kualitas manusia turut meningkat.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER